Trump Guncang Pasar, Harga Emas Cetak Rekor Lagi

Harga emas reli rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Senin (3/2/2025). Didorong oleh lonjakan permintaan aset safe-haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif baru terhadap Kanada, China, dan Meksiko.
Dikutip dari CNBC internasional, kebijakan tersebut memicu kekhawatiran inflasi yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Harga emas spot ditutup naik 0,8% menjadi US$ 2.814,71 per ons setelah sempat menyentuh rekor US$ 2.830,57 di awal perdagangan. Sebelumnya, rekor tertinggi harga emas tercatat di level US$ 2.816,92.
Meski dolar AS yang kuat biasanya menekan harga emas, ketidakpastian akibat tarif baru Trump telah mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai.
“Lonjakan harga ini didorong oleh ketidakpastian perdagangan dan kekhawatiran inflasi,” kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.
Trump menetapkan tarif 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko, serta tarif 10% untuk barang-barang China, yang semakin memperburuk ketegangan perdagangan global. Sebagai respons, Kanada dan Meksiko memberlakukan tindakan balasan, sementara China berencana menantang kebijakan ini di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengancam akan mengambil langkah lebih lanjut.
Namun, di tengah ketidakpastian ini, Trump mengumumkan jeda satu bulan untuk tarif terhadap Meksiko. Meski demikian, pasar tetap skeptis dan menanti langkah berikutnya dari pemerintahan AS.
Kepala Strategi Komoditas di TD Securities Bart Melek mengatakan, pasar belum sepenuhnya merespons ketegangan perdagangan ini. “Jika perang dagang terus berlanjut dalam jangka waktu lama, harga emas bisa melesat lebih tinggi lagi,” ujarnya.
JP Morgan memperingatkan, tekanan dari pasar saham yang melemah bisa membebani emas dalam waktu dekat. Namun, tarif yang mengganggu perdagangan akan menjadi faktor bullish bagi emas dalam jangka menengah.
Kini, investor menunggu data ekonomi AS pekan ini, termasuk laporan ketenagakerjaan ADP dan tingkat pengangguran, guna mengukur kesehatan ekonomi Negeri Paman Sam.
Sementara itu, bank-bank bullion mulai mengalihkan emas dari pusat perdagangan di Asia seperti Dubai dan Hong Kong ke AS, guna memanfaatkan perbedaan harga emas berjangka yang lebih tinggi dibandingkan harga spot.
Selain emas, harga perak naik 0,8% menjadi US$ 31,56 per ons dan palladium naik 0,5% ke US$ 1.012,85. Sedangkan, platinum turun 1,5% menjadi US$ 963,40,
sumber : investor.id