Trump di Atas Angin, Dolar pun Menguat
Dolar AS (USD) menguat pada Rabu pagi karena pasar bereaksi terhadap hasil pemilihan presiden AS, dengan USD diperdagangkan pada level tertinggi sejak awal Juli di atas 105,00. Kalender ekonomi AS tidak akan menampilkan rilis data penting dan investor akan terus memperhatikan berita utama seputar hasil pemilu di negara-negara bagian yang menjadi medan pertarungan utama.
Donald Trump diproyeksikan akan merebut kembali negara-negara bagian penting yang kalah tipis pada tahun 2020. Hampir semua outlet berita utama telah menyebut Georgia dan North Carolina untuk Donald Trump. Baru-baru ini, Fox News telah menyebut Pennsylvania dan Wisconsin juga untuk Donald Trump. Menurut Decision Desk HQ, Trump berada di jalur yang tepat untuk menjadi Presiden Amerika Serikat ke-47. Selain itu, Partai Republik diproyeksikan akan menguasai mayoritas DPR setelah mengamankan Senat.
Sementara itu, imbal hasil obligasi obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik lebih dari 3% pada hari ini di atas 4,4% dan indeks saham berjangka AS naik antara 1,5% dan 1,7%.
EURUSD tetap berada di bawah tekanan bearish yang berat dan kehilangan hampir 2% pada hari ini di bawah 1,0750 di awal sesi Eropa. Eurostat akan mempublikasikan data Indeks Harga Produsen (IHP) untuk bulan September di akhir sesi. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde dijadwalkan untuk menyampaikan pidato pada pukul 14:00 GMT (21:00 WIB).
GBPUSD turun tajam di hari Rabu dan diperdagangkan di bawah 1,2900, tertekan oleh kekuatan USD yang mengesankan.
USDJPY mengumpulkan momentum bullish dan diperdagangkan pada level tertinggi sejak akhir Juli di atas 154,00.
Emas berbalik ke selatan setelah membukukan kenaikan harian kecil pada hari Selasa dan jatuh menuju $2.700, terseret oleh kenaikan imbal hasil obligasi obligasi pemerintah AS.
AUDUSD tetap melemah dan kehilangan hampir 1,5% pada hari ini, diperdagangkan sedikit di bawah 0,6550. Demikian pula, NZDUSD terakhir terlihat turun 1,4% di 0,5930.
sumber : fxstreet