Tertekan Imbal Hasil Obligasi dan Profit Taking, Harga Emas Goyah

Harga emas melemah pada Kamis (6/3/2025). Digoyahkan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS). Tekanan jual akibat aksi profit taking juga turut menekan harga emas.
Dikutip dari CNBC internasional, di saat yang sama pasar menanti data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat (7/3/2025).
Harga emas spot turun 0,1% dan ditutup di US$ 2.910,70 per ons setelah mengalami kenaikan dalam tiga hari perdagangan sebelumnya.
“Saat ini kita melihat adanya tekanan profit taking yang ringan setelah kenaikan harga sebelumnya. Namun, fundamental pasar emas masih bullish. Kenaikan imbal hasil obligasi juga memberikan tekanan ringan pada harga emas,” ujar analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu minggu, sehingga mengurangi daya tarik emas sebagai aset investasi yang tidak memberikan imbal hasil.
Meskipun demikian, emas tetap menunjukkan performa yang kuat dengan kenaikan lebih dari 10% sepanjang tahun ini. Bahkan, pada 24 Februari 2025 lalu, harga emas sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 2.956,07 per ons akibat ketidakpastian geopolitik global.
Di sisi lain, kebijakan perdagangan AS juga menjadi perhatian pasar. Pada Selasa (4/3/2025), pemerintah AS memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap impor dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan tarif untuk barang-barang asal China. Namun, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa industri otomotif akan diberikan pengecualian tarif selama satu bulan, dengan syarat kepatuhan terhadap aturan perdagangan bebas yang berlaku.
Kini, pasar menantikan data ketenagakerjaan AS, yang diperkirakan akan menunjukkan penambahan 160 ribu lapangan pekerjaan pada Februari. Data ini dipantau ketat karena dapat memberikan petunjuk mengenai kebijakan suku bunga The Fed.
Hingga saat ini, The Fed masih mempertahankan suku bunga setelah memangkasnya tiga kali tahun lalu. Namun, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga akan kembali dilakukan pada Juni.
“Ada kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih banyak dari yang saat ini diperkirakan, terutama jika data ekonomi menunjukkan pelemahan lebih lanjut. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar,” kata analis di City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada.
Di pasar logam lainnya, harga perak naik 0,2% menjadi US$ 32,70 per ons, palladium naik 0,4% ke US$ 946,58 per ons. Sementara platinum bertahan di level US$ 965,76 per ons.
sumber : investor.id