Serangan Rudal Iran ke Israel Picu Harga Minyak Melonjak Tinggi

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di kisaran $71,50 pada hari Rabu. Harga WTI melonjak tinggi setelah Iran meluncurkan rudal ke Israel dalam sebuah serangan langsung, yang meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan di wilayah tersebut.

Iran meluncurkan lebih dari 200 rudal balistik ke Israel, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah untuk membalas serangan rudal pada hari Selasa, tetapi Teheran memperingatkan bahwa respon apapun akan menghasilkan “kehancuran besar, memicu kekhawatiran akan perang yang lebih luas. Selain itu, Israel memperingatkan bahwa mereka dapat menyerang fasilitas-fasilitas minyak Iran, yang dapat menyebabkan perang regional dengan Iran, yang meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak mentah.

Persediaan minyak mentah AS turun lebih sedikit dari yang diprakirakan minggu lalu. Menurut American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir pada 27 September turun 1,5 juta barel, dibandingkan dengan penurunan 4,339 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan turun 2,1 juta barel.

Di sisi lain, pernyataan yang kurang dovish dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang menolak seruan untuk penurunan suku bunga besar-besaran di bulan November dapat membebani harga WTI.

Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa lebih banyak penurunan suku bunga mungkin terjadi karena ekonomi tetap berada di jalur yang kuat, namun ia memperingatkan melawan perubahan yang cepat.

Para pedagang akan memantau pidato Federal Reserve AS (The Fed) Thomas Barkin, Raphael Bostic, Beth Hammack, Alberto Musalem, dan Michelle Bowman untuk mendapatkan dorongan baru. Setiap komentar hawkish dari para pejabat The Fed tersebut dapat menyeret harga WTI lebih rendah. Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman, yang secara umum akan meningkatkan permintaan minyak.


sumber : fxstreet