Rekomendasi Minyak Mingguan 6 – 10 November 2023: Berbalik Turun Setelah Sempat Naik ke Atas $82.00
Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu sempat diperdagangkan naik ke atas $82.00 ke sekitar $82.60 per barel sebelum akhirnya terkoreksi normal turun kembali ke $80.64 per barel.
Pada akhir minggu lalu, harga minyak mentah WTI mengalami penurunan tajam, terutama disebabkan karena kekuatiran akan perekonomian AS, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, setelah dirilisnya data aktifitas ekonomi dan tenaga kerja yang lemah.
Selain itu, meredanya ketegangan di Timur Tengah membuat pasar percaya bahwa tidak akan ada disrupsi supply dan demand minyak mentah, sehingga mendorong turun harga minyak mentah.
Payrolls swasta AS yang keluar pada hari Rabu dan PMI manufaktur AS bulan Oktober gagal memenuhi yang diperkirakan.
Bureau of Labor Statistics (BLS) AS pada hari Jumat melaporkan bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) AS hanya menambahkan 150.000 pekerjaan pada bulan Oktober. Angka ini di bawah dari angka yang diperkirakan pasar sebesar 180.000 dan juga di bawah dari angka bulan September yang direvisi turun ke 297.000.
Tingkat pengangguran naik dari 3.8% menjadi 3.9% pada periode yang sama sementara Labor Force Participation Rate turun dari 62.8% ke 62.7%. Inflasi upah tahunan yang diukur dengan perubahan di dalam Average Hourly Earnings turun dari 4.3% ke 4.1%.
Sebelumnya, pada paruh pertama perdagangan hari Jumat, dalam perdagangan sesi Eropa, harga minyak mentah sempat diperdagangkan naik ke sekitar $82.80. Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di teritori positip untuk hari kedua berturut-turut dengan kembali datangnya minat terhadap resiko di pasar, turunnya yields obligasi treasury AS dan melemahnya dolar AS setelah keputusan FOMC the Fed keluar pada hari Rabu.
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dengan Hamas juga menggerakkan naik harga minyak mentah WTI karena konflik yang terjadi beresiko menyebar ke seluruh daerah Timur Tengah yang bisa mengancam terjadinya disrupsi terhadap supply minyak mentah global.
Pada awal hari Jumat minggu lalu, Purchasing Manager Index (PMI) Jasa Cina bulan Oktober dilaporkan naik ke 50.4 dari sebelumnya di 50.2 pada bulan September.
Pada hari Kamis minggu lalu, harga minyak mentah WTI naik lebih dari 1.80%, menghentikan penurunan selama tiga hari sebagai akibat dari keputusan tingkat bunga the Fed pada hari sebelumnya. Harga minyak mentah WTI naik ke atas $82.70 per barel, mendapatkan keuntungan 2.28%.
Pada hari Rabu minggu lalu, the Fed mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah di 5.25% – 5.50% dan meneguhkan komitmennya untuk mengekang inflasi yang tinggi. Meskipun demikian, investor bereaksi secara positip terhadap keputusan Powell dan teman-temannya, walaupun mereka tetap memiliki resiko kemungkinan tarikan hawkish dari the Fed.
Pada minggu ini, tidak ada data ekonomi yang berdampak besar yang dirilis baik dari AS, Inggris maupun dari Uni Eropa.
Inggris akan mempublikasikan data PMI Construction pada hari Senin.
Hari Selasa Uni Eropa akan mengeluarkan data Producer Price Index (PPI) bulan September baik secara bulanan maupun tahunan.
Hari Rabu Uni Eropa akan mengeluarkan data Penjualan Ritel bulan September baik secara bulanan maupun tahunan.
Pada hari Kamis, fokus pasar ada pada Consumer Price Index (CPI) Cina dan data inflasi Producer Price Index (PPI) yang akan bisa menggerakkan sentimen pasar. Selanjutnya dari AS akan dikeluarkan data Jobless Claims mingguan.
Pada hari Jumat dari Inggris akan dipublikasikan Gross Domestic Product (GDP) pendahuluan untuk kuartal ketiga bersamaan dengan GDP bulanan dan data Manufacturing and Industrial Production, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde akan berbicara, sementara dari AS akan dipublikasikan data pendahuluan University of Michigan (UoM) Consumer Sentiment and Inflation Expectations.
Selain itu ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell akan berpartisipasi di dalam panel diskusi mengenai “Monetary Challenges in a Global Economy” di dalam konferensi di Washington.
Pasar juga menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $79.17 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $78.24 dan kemudian $77.50. “Resistance” yang terdekat menunggu di $83.23 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $84.17 dan kemudian $85.73.
sumber : vibiznews