Rally Mata Uang Asia Terhenti Setelah Pelemahan China, Dolar Stabil sebelum PCE

Mata uang Asia sebagian besar bergerak dalam range yang ketat pada hari Kamis (30/11) mengikuti sinyal ekonomi yang lemah dari China, sementara dolar stabil dari pelemahannya baru ini dan pasar menunggu angka inflasi utama yang akan dirilis hari ini.

Yuan China sedikit menguat setelah penetapan kurs tengah yang lebih kuat dari People’s Bank of China. Tetapi data purchasing managers index (PMI) menunjukkan penurunan berkelanjutan aktivitas manufaktur, karena mesin ekonomi terbesar China kesulitan dengan memburuknya permintaan luar negeri.

Angka ini menyoroti berlanjutnya kelemahan dalam ekonomi China, imbas rebound pasca-COVID gagal terwujud.

Tetapi dukungan PBOC yang stabil, ditambah dengan outlook yang tidak terlalu hawkish untuk Federal Reserve membuat yuan naik 2,6% di bulan November. Mata uang ini juga masih mendekati level tertinggi lima bulan terhadap dolar.

Mata uang Asia lainnya bergerak tipis pada hari Kamis tatkala rally selama berminggu-minggu di pasar mata uang regional saat ini tampaknya mulai mereda. Namun mayoritas mata uang regional bersiap untuk mendapatkan keuntungan besar di bulan November, karena pasar semakin yakin bahwa the Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi.

Yen Jepang naik 0,1%, dengan sedikit dukungan dari data yang menunjukkan retail sales tumbuh kurang dari yang diharapkan pada bulan Oktober, sementara produksi industri tetap tidak berubah.

Namun, yen mengalami pemulihan tajam dari level terendah 33 tahun di bulan November, dan akan naik 3% di bulan ini, peningkatan bulanan terbaik sejak November 2022, ketika pemerintah melakukan intervensi di pasar mata uang.

Dolar Australia naik 0,4%, didukung oleh data yang menunjukkan rebound building approvals hingga Oktober. Namun, belanja modal Australia tetap lemah pada kuartal ketiga.

Dolar Australia akan naik hampir 5% pada bulan November, dan diperdagangkan mendekati level tertinggi empat bulan.

Won Korea Selatan turun tipis pada hari Kamis usai Bank of Korea mempertahankan suku bunga stabil, seperti yang diharapkan secara luas. Namun, data produksi industri dan retail sales yang lemah indikasi pelemahan yang berkelanjutan dalam ekonomi Korea Selatan.

Namun, won akan menguat 4,5% di bulan November.

Rupee India adalah satu-satunya yang berbeda di antara mata uang Asia di bulan November, dan akan raih kinerja bulanan yang tidak terlalu baik setelah tenggelam ke rekor terendah sebelumnya. Mata uang ini terpukul oleh peningkatan permintaan domestik untuk dolar, serta kekhawatiran atas cadangan dolar Reserve Bank yang semakin menipis.

Data PDB India untuk kuartal September akan dirilis hari ini, dan diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan di negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat ini.

Dolar stabil di dekat posisi terendah 3,5 bulan, data inflasi PCE ditunggu
Indeks dolar dan indeks dolar bergerak tipis di perdagangan Asia pada hari Kamis, setelah sedikit pulih dari level terendah sejak pertengahan Agustus. Namun, greenback masih akan turun 3,6% di bulan November – bulan terburuknya dalam satu tahun terakhir.

Melandainya inflasi AS dan tanda-tanda pendinginan pasar tenaga kerja mendorong penurunan tajam dolar hingga November, di tengah meningkatnya keyakinan bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga. Pasar saat ini mencari sinyal kapan bank berpotensi mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024, dengan beberapa pejabat The Fed menyarankan bahwa pelonggaran dapat dilakukan lebih awal jika inflasi terus menurun.

Untuk itu, fokus saat ini tertuju data Indeks harga PCE – pengukur inflasi pilihan Fed, yang akan dirilis hari ini. Angka kedua PDB kuartal ketiga AS juga akan terbit hari ini, sementara data PMI untuk bulan November, serta pidato dari Ketua Fed Jerome Powell, akan hadir pada hari Jumat.

 

sumber : investing