Pernyataan Hawkish Powel Imbangi Harga WTI
Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di kisaran $84,75 di sesi Asia pada hari Rabu. Emas hitam melemah pada hari ini karena komentar hawkish dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengimbangi ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.
Investor menempatkan taruhan yang lebih rendah pada penurunan suku bunga The Fed tahun ini karena ekonomi AS tetap kuat dan inflasi masih tinggi. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Selasa bahwa dibutuhkan waktu “lebih lama dari yang diprakirakan” untuk mencapai kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk membawa inflasi ke target 2% bank sentral. Perlu dicatat bahwa narasi suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dapat memberi tekanan jual pada harga WTI karena hal ini berarti berkurangnya permintaan minyak karena biaya penyimpanan minyak mentah meningkat.
Lebih lanjut, stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk pekan yang berakhir pada 12 April meningkat sebesar 4,09 juta barel dari kenaikan 3,03 juta barel di pekan sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan naik sekitar 600.000 barel, menurut American Petroleum Institute pada hari Selasa.
Ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah terus mendorong harga WTI. Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa malam bahwa sanksi-sanksi baru yang menargetkan Iran dan sanksi-sanksi terhadap entitas-entitas yang mendukung Korps Garda Revolusi Islam dan Kementerian Pertahanan Iran akan diberlakukan dalam beberapa hari mendatang. Jika terjadi eskalasi lebih lanjut, harga minyak bisa mencapai $100 per barel, kata para analis Citigroup.
Selain itu, impor minyak mentah mencapai level tertinggi baru pada tahun 2023, melonjak 10% YoY dan memecahkan rekor sebelumnya yang ditetapkan pada tahun 2020. Hal ini menguntungkan emas hitam, karena Tiongkok adalah importir minyak mentah terbesar di dunia.
sumber : fxstreet