Pelaku Pasar Haus Katalis Baru, Harga Emas Tergerus

Harga emas tergerus dalam perdagangan yang sepi pada Senin (30/12/2024). Hal itu seiring dengan para pelaku pasar yang menanti katalis baru.

Fokus utama investor adalah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan depan, yang diperkirakan dapat memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed pada 2025. Selain itu, kebijakan dari Presiden terpilih AS Donald Trump juga menjadi perhatian utama.

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot tercatat turun 0,6% menjadi US$ 2.596,01 per ons.

“Pergerakan ini kemungkinan besar disebabkan oleh perdagangan yang sepi menjelang libur akhir tahun, serta adanya penyesuaian buku sebelum tutup tahun,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals.

Grant menambahkan, ketegangan geopolitik diperkirakan tetap tinggi hingga tahun depan. Bank-bank sentral terus membeli emas sebagai aset cadangan, sementara situasi utang AS diproyeksikan memburuk dengan defisit yang meningkat di bawah pemerintahan Trump.

“Hal ini mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven,” ucap Grant.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak hampir 27%, mencapai rekor tertinggi US$ 2.790,13 per ons pada 31 Oktober 2024. Lonjakan ini didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan pemangkasan suku bunga AS.

Dengan Donald Trump yang akan dilantik pada Januari, pasar berspekulasi mengenai perubahan besar dalam kebijakan ekonomi AS pada 2025. Beberapa perubahan yang diantisipasi mencakup tarif perdagangan, deregulasi, dan reformasi perpajakan.

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan pendekatan hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga lebih lanjut setelah memberikan pemangkasan sebesar 0,25 poin persentase pada Desember. Hal ini sejalan dengan ekspektasi pasar.

Berbagai data ekonomi AS yang akan dirilis pekan depan menjadi sorotan utama pasar. Data tersebut mencakup laporan lowongan pekerjaan, laporan ketenagakerjaan ADP, notulen rapat FOMC Desember The Fed, serta laporan ketenagakerjaan AS. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kesehatan ekonomi AS.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan, namun suku bunga yang tinggi cenderung mengurangi daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.

Tak hanya harga emas yang melemah, harga perak juga turun 1,5% menjadi US$ 28,94 per ons, sementara platinum melemah 1,5% ke US$ 905,70 per ons, setelah mencapai level terendah dalam tiga bulan terakhir pada Jumat. Tak hanya itu, harga paladium juga merosot 1,1% ke US$ 901,22 per ons.


sumber : investor.id