Pelaku Pasar Aksi Beli Safe Haven, Harga Emas Langsung Melonjak

Harga emas melonjak 1% pada Senin (3/3/2025). Setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah dalam tiga minggu pada Jumat lalu. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), serta aksi beli aset safe haven di tengah kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Dikutip dari Reuters, harga emas spot melonjak 1,1% dan ditutup di US$ 2.892,95 per ons.

“Saya pikir pasar emas saat ini masih sangat bullish dan berpotensi menembus US$ 3.000 per ons. Dengan adanya tarif impor dan kemungkinan aksi balasan dari negara lain, bank sentral masih cenderung melakukan pembelian emas,” ujar Senior Market Strategist di RJO Futures Daniel Pavilonis.

Indeks dolar tercatat melemah lebih dari 1% setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Pelemahan dolar ini membuat emas yang diperdagangkan dalam mata uang dolar menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan terhadap emas.

Sementara itu, Trump diperkirakan akan mengumumkan tingkat tarif yang akan diberlakukan terhadap impor dari Kanada dan Meksiko mulai Selasa (4/3/2025). Pekan lalu, Trump juga mengancam akan menambah bea masuk sebesar 10% untuk produk asal China, yang jika diberlakukan akan meningkatkan tarif kumulatif menjadi 20%.

Selain isu tarif, investor juga menantikan rilis data-data penting AS, yaitu laporan ketenagakerjaan ADP pada Rabu (5/3/2025) serta laporan non-farm payroll AS pada Jumat (7/3/2025). Data tersebut akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed.

Meskipun emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain emas, harga perak juga melejit 2% menjadi US$ 31,77 per ons. Platinum menguat 0,9% ke US$ 956,50 per ons dan paladium terkerek 2% ke US$ 937,10 per ons.

“Kami melihat potensi kenaikan lebih lanjut pada harga perak seiring dengan konsolidasi harga emas dan tanda-tanda pemulihan produksi industri global,” tulis analis UBS dalam sebuah catatan.


sumber : fxstreet