Optimisme Pemerintahan Baru Trump, Harga Emas Terus Tertekan

Harga emas jatuh hingga menyentuh level terendah dua bulan terakhir pada Selasa (12/11/2024). Hal itu karena tertekan penguatan dollar Amerika Serikat (AS), optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Donald Trump yang kedua, dan perubahan arah pasar setelah pemilihan presiden AS pada 5 November lalu.

Harga emas spot turun 0,8% menjadi US$ 2.598,6 per ons setelah sebelumnya sempat turun 1% hingga mencapai level terendah sejak 20 September 2024 di angka US$ 2.589,49.

Dikutip dari CNBC internasional, penguatan indeks dollar hingga mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir membuat harga emas semakin mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Disisi lain, harga bitcoin melonjak akibat permintaan dari para investor yang melihatnya sebagai aset alternatif saat Presiden terpilih Donald Trump mulai berkuasa pada Januari mendatang. Imbal hasil obligasi AS juga mengalami kenaikan.

Analis senior di RJO Futures Daniel Pavilonis mengatakan, penurunan ini hanya merupakan koreksi dalam tren pasar yang masih bullish dalam jangka panjang. “Kebijakan saat ini dinilai cenderung memicu inflasi. Jika kita melihat gelombang inflasi baru, ini seharusnya akan mendorong harga emas naik,” ujarnya.

Pavilonis menambahkan, harga emas secara teknis berada di support US$ 2.600, dan pasar saat ini tengah menantikan data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Oktober serta komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell dan pejabat lainnya.

Setelah keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% menjadi kisaran 4,50%–4,75%, peluang untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada Desember diperkirakan sebesar 65%, menurun dari sekitar 80% sebelum kemenangan Trump dalam pemilu pekan lalu.

Analis dari Julius Baer Carsten Menke mengatakan, harga emas yang sebelumnya didorong oleh euforia pra pemilu sebagai bagian dari ‘Trump trade’, kini melemah akibat optimisme pertumbuhan ekonomi AS.

Namun, Menke menambahkan, dunia yang semakin multipolar dan keinginan bank sentral negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada dollar AS, bahkan mengurangi risiko terhadap sanksi AS, tetap mengindikasikan potensi kenaikan harga emas dalam jangka panjang.

Sementara harga logam mulia lainnya, yaitu perak spot juga turun 0,1% menjadi US$ 30,66 per ons, platinum jatuh 1,9% menjadi US$ 946,85, dan palladium anjlok 3,7% ke US$ 944,87.


sumber : investor.id