OPEC+ Berencana untuk Tingkatkan Produksi, Harga Minyak Melemah

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mempertahankan posisi di sekitar $68,00 per barel selama sesi awal Eropa di hari Selasa. Harga Minyak Mentah diredam karena ekspektasi peningkatan pasokan dan pertumbuhan permintaan global yang lamban mengimbangi kekhawatiran atas gangguan pasokan di tengah konflik Timur Tengah yang meningkat.

OPEC+, yang meliputi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia, akan meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bph) pada bulan Desember. Menurut sebuah laporan dari Financial Times, mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui rencana Arab Saudi, kerajaan ini bertekad untuk melanjutkan produksi pada 1 Desember, meskipun hal ini akan mengakibatkan penurunan harga untuk sementara waktu.

Harga minyak menghadapi tekanan turun karena pertumbuhan permintaan yang lebih lemah dari prakiraan tahun ini, terutama di Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia. Kekhawatiran akan permintaan ini semakin diperkuat oleh data yang mengindikasikan penurunan aktivitas manufaktur di Tiongkok untuk bulan September. Pada hari Senin, Indeks Manajer Pembelian (IMP) Manufaktur Caixin turun menjadi 49,3 di bulan September, menandakan kontraksi, dibandingkan dengan 50,4 di bulan Agustus.

Amerika Serikat (AS) telah membeli 6 juta barel minyak untuk Cadangan Minyak Strategis (Strategic Petroleum Reserve/SPR) untuk pengiriman hingga Mei 2025. Pembelian ini merupakan bagian dari inisiatif untuk mengisi kembali persediaan menyusul arahan Presiden Joe Biden pada tahun 2022 untuk penjualan terbesar yang pernah ada dari cadangan tersebut, dengan total 180 juta barel.

Stok minyak mentah dan bahan bakar AS diproyeksikan turun sekitar 2,1 juta barel selama pekan yang berakhir pada 27 September, menurut jajak pendapat awal Reuters yang dirilis pada hari Senin. Jajak pendapat ini dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA) AS, keduanya akan merilis data perubahan stok minyak mentah untuk periode yang sama pada hari Selasa.

Israel telah mengumumkan sebuah operasi darat “terbatas” yang menargetkan posisi-posisi Hizbullah di wilayah perbatasan Libanon selatan, dengan pasukan yang menyeberang ke wilayah tersebut, menurut kantor berita lokal Al Jazeera. Selain itu, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara yang ekstensif di Beirut selatan setelah warga sipil diinstruksikan untuk mengungsi. Pada hari Senin, serangan Israel di Lebanon mengakibatkan kematian setidaknya 95 orang.


sumber : fxstreet