Minyak WTI Turun Jelang PCE AS dan Pertemuan OPEC+
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan penurunan beruntun selama tiga hari berturut-turut, diperdagangkan di kisaran $77,70 per barel selama sesi Asia pada hari Jumat. Para pedagang kemungkinan besar menunggu pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia (OPEC+), yang dijadwalkan pada tanggal 2 Juni. OPEC+ akan memulai serangkaian pertemuan online pada pukul 11.00 GMT (18:00 WIB) pada hari Ahad.
Menurut Reuters, tiga sumber yang mengetahui diskusi OPEC+ mengindikasikan pada hari Kamis bahwa kelompok ini sedang mengerjakan sebuah kesepakatan yang kompleks untuk disepakati pada pertemuan hari Ahad. Kesepakatan ini berpotensi memungkinkan OPEC+ untuk melanjutkan beberapa pemangkasan produksi minyak hingga 2025.
Pernyataan hawkish dari para pejabat Federal Reserve (The Fed) telah meningkatkan kekhawatiran tentang potensi kenaikan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi berdampak negatif pada prospek ekonomi AS, yang mengurangi permintaan minyak mentah.
US Energy Information Administration (EIA) merilis laporan stok minyak, yang mengindikasikan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 4,156 juta barel pada pekan yang berakhir pada 24 Mei. Angka ini melebihi ekspektasi untuk penurunan sebesar 1,900 juta barel.
Pada hari Kamis, Presiden The Fed Dallas Lorie Logan mengungkapkan kekhawatiran yang berkelanjutan tentang risiko kenaikan inflasi meskipun ada pelonggaran baru-baru ini. Logan memperingatkan bahwa Federal Reserve harus tetap fleksibel dan menjaga “semua opsi di atas meja” saat memantau data dan menentukan bagaimana meresponnya, menurut Reuters. Selain itu, Bloomberg melaporkan pada hari Rabu bahwa Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa jalan menuju inflasi 2% tidak dijamin dan menyoroti luasnya kenaikan harga yang signifikan.
Dolar AS (USD) bangkit kembali karena para investor bersiap-siap untuk rilis ukuran inflasi yang disukai Federal Reserve, Indeks Harga Belanja Konsumsi Perorangan (PCE) Inti, yang dijadwalkan pada hari Jumat. Namun, penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS mungkin akan menahan kenaikan USD. Hal ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan permintaan minyak karena menjadi lebih terjangkau bagi negara-negara yang membeli dengan mata uang alternatif.
sumber : fxstreet