Minyak WTI Pulih di Tengah Melemahnya Dolar AS

Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan naik mencapai level tertinggi harian di $79,56 pada hari Jumat. Harga WTI naik tipis di tengah melemahnya Dolar AS (USD) dan prospek bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga tahun ini.

Pada hari Kamis, data Impor dan Ekspor Tiongkok untuk bulan Februari dirilis lebih baik dari yang diprakirakan, menunjukkan sinyal positif tentang pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini. Hal ini, pada gilirannya, mendukung harga WTI karena Tiongkok adalah pembeli minyak mentah terbesar di dunia.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Kamis bahwa suku bunga kemungkinan besar telah mencapai puncaknya dan diprakirakan akan turun tahun ini meskipun ada sikap hati-hati dari bank sentral. Hal ini berpotensi mengangkat harga WTI karena suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan minyak.

Selain itu, persediaan minyak mentah AS yang lebih kecil dari perkiraan juga mendorong harga WTI. Menurut laporan stok minyak mentah mingguan EIA, persediaan minyak mentah komersial AS naik 1,367 juta barel per hari (bph) untuk pekan yang berakhir 1 Maret di tengah pulihnya operasional kilang dari 4,199 juta bph di pekan sebelumnya. Pasar mengantisipasi kenaikan sekitar 2,166 juta bph.

Para pedagang minyak akan mengamati dengan seksama revisi Produk Domestik Bruto (PDB) Zona Euro untuk kuartal keempat. Selain itu, data Nonfarm-Payrolls, Tingkat Pengangguran, dan Pendapatan Rata-Rata Per Jam AS untuk bulan Februari akan dirilis pada hari Jumat. Peristiwa-peristiwa ini dapat berdampak signifikan pada harga WTI. Para pedagang minyak akan mengambil isyarat dari data tersebut dan menemukan peluang perdagangan di sekitar harga WTI.


sumber : fxstreet