Minyak WTI Naik di Tengah Bentrokan AS-Houthi di Laut Merah

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mencapai level tertinggi harian di kisaran $72,90 per barel selama sesi Asia pada hari Selasa. Lonjakan harga minyak mentah terkait dengan bentrokan angkatan laut di Laut Merah. Militan Houthi menyerang sebuah kapal kontainer Maersk pada hari Ahad, tetapi serangan tersebut digagalkan oleh helikopter AS.

Menyusul insiden tersebut, kemungkinan gangguan pada pasokan Timur Tengah meningkat, dengan adanya laporan bahwa sebuah kapal perang Iran memasuki Laut Merah. Selain itu, kelompok-kelompok yang dipimpin Iran melancarkan serangan terhadap pasukan AS dan Israel di Gaza, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas yang berpotensi menutup jalur perairan vital untuk transportasi minyak, termasuk Laut Merah dan Selat Hormuz di Teluk.

Tekanan turun pada harga minyak mentah berasal dari kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan meningkatnya kekhawatiran akan peningkatan pasokan, terutama dari produsen di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+). Kelompok minyak ini bergulat dengan melemahnya permintaan ekspor pada tahun 2024, bertepatan dengan penurunan pangsa pasar globalnya ke level terendah akibat pemangkasan produksi dan keluarnya Angola dari kelompok tersebut. Hal ini menimbulkan keraguan di pasar mengenai kemampuan OPEC+ untuk mematuhi rencana pemangkasan suplai sekitar 6 juta barel per hari.

Lebih jauh lagi, Basim Mohammed, wakil menteri perminyakan untuk urusan hulu di Irak, menginformasikan kepada Reuters bahwa perusahaan AS ExxonMobil Corp telah secara resmi menarik diri dari ladang minyak West Qurna 1 di Irak selatan dan mengalihkan operasinya ke PetroChina, kontraktor utama. Irak dan PetroChina memiliki rencana ambisius untuk meningkatkan produksi hingga 600.000 barel per hari pada akhir 2024.


sumber : fxstreet