Minyak WTI Menguat di Tengah Proyeksi Penurunan Biaya Pinjaman

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) nampaknya melanjutkan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, diperdagangkan lebih tinggi di kisaran dekat $70,00 per barel selama sesi Asia hari Kamis. Harga minyak mentah menguat setelah rilis Perubahan Stok Minyak Mentah EIA AS untuk minggu yang berakhir pada tanggal 8 Desember, bersamaan dengan Keputusan Suku Bunga Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga di 5,5% seperti yang diperkirakan secara luas.

Stok minyak mentah EIA berkurang 4,259 juta barel, lebih banyak dari prakiraan penarikan sebesar 0,65 juta barel.

Harga WTI mengalami kenaikan setelah pertemuan Federal Reserve (The Fed), di mana ekspektasi pasar saat ini cenderung ke arah tiga kali penurunan suku bunga untuk tahun 2024. Sikap dovish Ketua The Fed Jerome Powell telah memicu sentimen bahwa suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya pinjaman, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan, akibatnya, permintaan minyak.

Menambah dinamika, serangan terhadap kapal tanker komersial Norwegia oleh Houthi Yaman telah meningkatkan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan di Timur Tengah. Peringatan dari pasukan Houthi Yaman, yang menyarankan kapal-kapal untuk menghindari perjalanan ke Israel, menambahkan elemen geopolitik yang mungkin berdampak pada harga minyak mentah.

Sentimen positif seputar aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS) menghadapi potensi kemunduran akibat rilis data Indeks Harga Produsen (IHP) bulan November yang suram. Hal ini dapat berkontribusi pada penurunan konsumsi produk minyak mentah. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, pertumbuhan IHP (YoY) melambat menjadi 0,9%, di bawah ekspektasi 1,0%, sementara IHP Inti tercatat 2,0%, di bawah 2,2% yang diantisipasi.

Para pelaku pasar saat ini mengalihkan perhatian mereka ke rilis data Penjualan Ritel AS yang akan dirilis pada hari Kamis, untuk mencari wawasan lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi AS.


sumber : fxstreet