Minat Terhadap Safe Haven Masih Tinggi, Harga Emas Naik

Harga emas bangkit pada Kamis (23/4), setelah terkoreksi lebih dari 2,5% kemarin. Pemulihan ini menunjukkan bahwa minat terhadap aset safe haven masih tinggi, terutama di tengah ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed dan dinamika geopolitik global.

Harga emas hari ini terlihat melonjak dan mencatatkan level tertinggi harian di US$ 3.367,32 pada saat berita ini dibuat Pukul 13.30 WIB. Sedangkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) harga emas berada di level US$ 3.499 yang tercatat pada 22 April 2025.

Secara teknikal, harga emas masih berada dalam jalur tren naik. Formasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan sinyal penguatan. Jika tekanan beli terus berlanjut, harga emas berpeluang menguji kembali level resistance di US$ 3.385.

Apabila harga mampu menembus level tersebut, potensi kenaikan lanjutan bisa terbuka lebih luas. Namun sebaliknya, jika harga kembali gagal mempertahankan penguatan dan mengalami pembalikan arah (reversal), maka penurunan ke area support terdekat di $3.300 perlu diwaspadai.

Zona harga antara US$ 3.300 hingga US$ 3.385 disebut sebagai area krusial yang akan menentukan arah pergerakan emas dalam jangka pendek.

Dari sisi fundamental, laporan dari The Wall Street Journal turut memberikan angin segar bagi pasar emas. Disebutkan bahwa pemerintah AS tengah mempertimbangkan pemotongan tarif terhadap China. Meski Menteri Keuangan Scott Bessent menepis kemungkinan adanya langkah sepihak, sentimen tersebut tetap mendorong harga emas naik pada Kamis pagi.

Reaksi pasar mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian negosiasi dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia.

Sementara itu, Dolar AS juga menunjukkan penguatan tipis, dengan Indeks Dolar (DXY) naik ke level 99,72. Namun, pasar masih memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed dalam beberapa bulan ke depan, dengan ekspektasi penurunan hingga 92 basis poin.

Hal ini secara umum tetap mendukung daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian kebijakan moneter.

Lebih jauh, sentimen jangka menengah terhadap emas juga mendapat dukungan dari pembelian oleh bank-bank sentral dunia. Investor besar seperti John Paulson bahkan menyebut bahwa bank sentral akan terus menambah cadangan emas mereka guna mengurangi ketergantungan pada mata uang kertas, terutama dalam kondisi politik dan ekonomi global yang bergejolak.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor teknikal dan fundamental tersebut, dapat disimpulkan bahwa tren bullish emas masih berpeluang untuk berlanjut. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan karena tekanan koreksi jangka pendek belum sepenuhnya mereda.

Investor disarankan mencermati level-level teknikal utama dan terus memantau perkembangan berita ekonomi global sebagai panduan dalam mengambil keputusan.


sumber : investor.id