Minat terhadap Risiko Membebani Dolar, Fokus Asia di Keputusan BoJ
Hari Selasa yang sibuk berada di tengah-tengah minggu yang sarat dengan pertemuan bank sentral dan data ekonomi penting. Minat terhadap risiko mendorong Wall Street pada hari Senin, dengan indeks-indeks saham utama mempertahankan kenaikan lebih dari 1%.
Sentimen risk-on membebani Dolar AS, yang menyebabkan pullback. Indeks Dolar AS turun 0,45% menjadi 106,10, mengalami hari terburuk dalam seminggu. Imbal hasil obligasi AS tidak mengalami pergerakan yang signifikan, dengan imbal hasil 10 tahun berada di kisaran 4,86%.
Pertemuan FOMC dimulai pada hari ini (Selasa, 31/10). Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah meskipun data ekonomi AS yang kuat dan inflasi tetap di atas target. Suku bunga telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan tekanan ke atas pada imbal hasil Treasury jangka panjang telah berkontribusi pada pengetatan kebijakan moneter. Perdebatan saat ini berpusat pada berapa lama The Fed perlu mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi.
Pada hari Selasa, Indeks Biaya Ketenagakerjaan Kuartal 3 AS akan dirilis. Pada hari Rabu, akan ada data ketenagakerjaan swasta ADP dan pada hari Jumat Nonfarm Payrolls. Eurostat akan merilis Indeks Harga Konsumen Diharmonisasi dan Produk Domestik Bruto Kuartal 3 Zona Euro. Data ini menjadi pertanda baik setelah Jerman melaporkan penurunan tingkat inflasi tahunan dari 4,5% menjadi 3,8%, yang berada di bawah konsensus pasar sebesar 4%. Mengenai PDB, mengalami kontraksi sebesar 0,1%, yang lebih baik daripada kontraksi konsensus pasar sebesar 0,3% (Kuartal 2). Data lainnya dari Jerman akan dirilis pada hari Selasa dengan Penjualan Ritel.
EUR/USD telah naik di atas 1,0600 dan mendekati area resistance di sekitar 1,0630. Pasangan ini mempertahankan nada bullish yang moderat. EUR/GBP membukukan penutupan harian tertingginya sejak Mei, diperdagangkan di atas 0,8700.
Bank of England (BoE) akan mengumumkan keputusannya pada hari Kamis, dan pasar mengantisipasi sikap bertahan dovish lainnya. Ekspektasi tersebut telah membebani Pound Inggris. GBP/USD naik pada hari Senin, didukung oleh Dolar AS yang lebih lemah, menjauh dari posisi terendah bulanan dan beringsut ke arah Simple Moving Average (SMA) 20-hari, yang saat ini berada di 1,2170.
Yen Jepang menguat secara keseluruhan setelah Nikkei melaporkan bahwa Bank of Japan (BoJ) mungkin akan mengijinkan imbal hasil jangka panjang untuk naik di atas 1%. USD/JPY turun di bawah 149,00 dan kemudian stabil di sekitar level tersebut. Tampaknya rentan dalam waktu dekat.
BoJ akan mengumumkan keputusannya pada hari Selasa. Beberapa analis menilai bahwa bank sentral akan menyesuaikan kebijakan Yield Curve Control dengan mengijinkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik menjadi 1,5%, naik dari level saat ini sebesar 1%. Para pelaku pasar juga akan mencermati setiap pembaruan mengenai prakiraan makroekonomi yang diberikan oleh BoJ. Dari sisi data ekonomi, Jepang akan merilis data Produksi Industri, Tingkat Pengangguran, dan Perdagangan pada hari Selasa.
IMP Manufaktur Tiongkok untuk bulan Oktober akan dirilis pada hari Selasa, dan diharapkan akan tetap berada di wilayah ekspansif untuk bulan kedua berturut-turut pada angka 50,2. IMP Non-Manufaktur diperkirakan akan menunjukkan sedikit peningkatan, naik dari 51,7 ke 51,8.
Dolar Australia (AUD) terus berkinerja baik, didukung oleh data Australia yang positif. Pada hari Senin, penjualan ritel untuk bulan September melebihi ekspektasi, menambah argumen untuk kenaikan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) minggu depan. Data kredit sektor swasta dijadwalkan akan dirilis pada hari Selasa. AUD/USD telah naik selama tiga hari berturut-turut, mendekati area penting 0,6400. AUD/NZD mencapai 1,0929, level tertinggi sejak Juni.
NZD/USD mengalami hari terbaiknya dalam beberapa minggu, naik kurang dari 50 pip. Pasangan mata uang ini naik dari 0,5800 ke area 0,5850. Tren keseluruhan turun, namun tampaknya sedang berkonsolidasi. Survei Kepercayaan Bisnis ANZ akan dirilis pada hari Selasa, diikuti oleh laporan ketenagakerjaan Selandia Baru pada hari Rabu.
Emas melemah setelah melonjak pada hari Jumat dan diperdagangkan sedikit di bawah $2.000. Emas tidak dapat mengambil keuntungan dari imbal hasil yang stabil pada hari Senin dan selera risiko. Perak awalnya melonjak menuju level tertinggi bulan Oktober namun kemudian memangkas kenaikannya, menetap di $23,30.
sumber : fxstreet