Mata Uang Asia Turun, Inflasi Tinggi Dorong Kegelisahan FED

Mata uang Asia sebagian besar turun pada hari Jumat (15/03), dan dolar mencapai level tertinggi lebih dari satu minggu saat data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan meningkatkan kekhawatiran akan adanya sinyal hawkish dari rapat Federal Reserve minggu depan.

Pasar juga gelisah sebelum rapat bank sentral di Jepang dan Australia minggu depan, yang diperkirakan berpotensi memberikan lebih banyak sinyal hawkish ke pasar mata uang.

Dolar di level tertinggi lebih 1 minggu, inflasi tinggi bikin Fed menjadi fokus
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka masing-masing naik 0,1% di perdagangan Asia, nyaman di atas level 103 setelah data indeks harga produsen menunjukkan angka yang lebih kuat dari perkiraan untuk bulan Februari.

Angka ini muncul setelah data indeks harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis awal minggu ini, yang juga menunjukkan inflasi bergerak lebih jauh dari target tahunan Federal Reserve sebesar 2%.

Angka inflasi yang lebih tinggi ini muncul tepat sebelum rapat Fed minggu depan, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Namun, Fed saat ini berpotensi menawarkan sikap yang lebih hawkish terhadap suku bunga, mengingat bahwa mereka telah berulang kali mengisyaratkan bahwa pemangkasan suku bunga pada tahun 2024 akan sangat ditentukan oleh jalur inflasi.

Traders terlihat memangkas ekspektasinya untuk penurunan suku bunga di bulan Juni dan menambah ekspektasi untuk tahan, menurut CME Fedwatch tool.

Prospek kenaikan suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama menekan mata uang Asia yang lebih luas.

Yen stabil dengan fokus pada pivot BOJ
Yen Jepang bergerak tipis pada hari Jumat dan akan melemah 0,8% minggu ini di tengah meningkatnya spekulasi atas rapat Bank of Japan yang akan datang minggu depan.

Bank sentral itu diperkirakan akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dan kontrol kurva imbal hasil dalam beberapa bulan mendatang, dengan analis terpecah soal keputusan yang akan diambil pada bulan Maret atau April.

BOJ berpotensi menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir 17 tahun terakhir pada minggu depan, terutama karena inflasi Jepang tetap tinggi di bulan Februari, sementara negosiasi baru-baru ini mengenai upah di Jepang terindikasi meningkat besar pada tahun 2024. Kedua faktor tersebut menjadi pertimbangan utama bagi BOJ dalam mengetatkan kebijakan.

Di antara mata uang Asia lainnya, dolar Australia turun 0,2%, dengan Reserve Bank of Australia sebagian besar diperkirakan akan mempertahankan kecenderungan hawkish minggu depan.

Yuan China turun 0,1% usai People’s Bank of China mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengahnya tidak berubah, dan tidak ada perubahan pada tingkat suku bunga pinjaman minggu depan. Namun data harga rumah yang lemah isyarat berlanjutnya tekanan terhadap perekonomian China.

Won Korea Selatan turun 0,5%, menghadapi tekanan dari dolar AS yang lebih kuat, sementara dolar Singapura turun 0,1%.

Rupee India mengalami pelemahan sejak hari Kamis, dan diperdagangkan di 82,9 terhadap dolar pada perdagangan pagi.


sumber : investing