Mata Uang Asia Turun, Dolar Terus Menguat setelah Fed Beri Sinyal Suku Bunga Tetap di Level Tinggi

Mata uang Asia sebagian besar turun pada hari Kamis (21/09), sementara dolar naik ke level tertinggi enam bulan setelah Federal Reserve memperingatkan bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.


Pasar juga sebagian besar menghindari aset risiko sebelum keputusan suku bunga bank sentral lainnya minggu ini, utamanya Bank of Japan dan Bank of England.


Fed beri jeda hawkish, isyaratkan pangkas suku bunga lebih sedikit

Mata uang Asia alami penurunan semalam setelah The Fed menjaga tingkat suku bunga tetap stabil, tetapi beri warning bahwa inflasi yang tinggi bisa mengundang setidaknya satu kali kenaikan lagi tahun ini.


Bank itu juga mengatakan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap sekitar 5,1% pada 2024, meredam harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya empat kali tahun depan.


Yen Jepang stabil di sekitar 148 setelah jatuh ke titik terendah 10 bulan pada hari Rabu, sementara Irupee India turun 0,1% setelah mendekati rekor terendah di awal minggu ini. Rupee juga terpukul oleh lonjakan harga minyak.


Won Korea Selatan yang sensitif terhadap suku bunga melemah 0,5%, sementara lemahnya pasar komoditas membuat dollar Australia turun 0,5%. Dolar Selandia Baru turun 0,3% bahkan ketika data menunjukkan ekonomi negara tumbuh lebih besar dari perkiraan pada kuartal kedua, setelah memasuki resesi teknis awal tahun ini.


Yuan China turun 0,2%, sekali lagi melewati level 7,3 meskipun ada sejumlah penetapan kurs tengah harian yang kuat dari People’s Bank of China. PBOC menjaga loan prime rates tidak berubah pada hari Rabu. PBOC berjuang mendukung pemulihan ekonomi dan membendung pelemahan yuan lebih lanjut.


Di sisi lain, indeks dolar dan indeks dolar berjangka keduanya naik sekitar 0,5% di perdagangan Asia, dan berada di level tertinggi awal Maret. Treasury yields 10 tahun melonjak ke level tertinggi lebih dari 15 tahun.


Warning the Fed itu menandai berlanjutnya tekanan bagi pasar Asia, yang dihantam oleh menyempitnya kesenjangan antara yields berisiko dan berisiko rendah selama setahun terakhir. Suku bunga AS yang lebih tinggi juga membatasi ruang pemulihan besar mata uang regional, pasalnya mayoritas bank sentral Asia telah menghentikan siklus kenaikan suku bunga mereka tahun ini.


Bank of Japan, keputusan suku bunga lain jadi fokus

Fokus saat ini tertuju kepada rapat Bank of Japan hari Jumat, di mana bank sentral diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai kapan berencana untuk mengakhiri rezim suku bunga negatif.


Namun, apakah yen akan didukung oleh sinyal hawkish masihlah harus dilihat, terutama dengan mata uang yang diperdagangkan di level terendah 10 bulan di tengah jurang yang melebar antara suku bunga lokal dan AS.


Namun sebelum BOJ, keputusan suku bunga dari Filipina dan Indonesia akan diumumkan pada hari Kamis. peso dan rupiah tersebut masing-masing turun 0,3% dan 0,2%, di mana bank sentral masing-masing diperkirakan akan menahan suku bunga.


Bank of England juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Kamis, dengan inflasi Inggris terus meningkat meskipun naik sedikit lebih rendah dari estimasi pada bulan Agustus.


sumber : investing




Disclaimer:


Analysis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri anda sendiri.