Mata Uang Asia Turun, Dolar di Tertinggi Satu Bulan dalam Spekulasi Suku Bunga
Mata uang Asia melemah pada hari Rabu (17/01), sementara dolar berada di level tertinggi satu bulan di tengah meningkatnya keraguan atas pemangkasan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve, sementara data pertumbuhan China yang lemah juga mengganggu sentimen.
PDB Q4 China meleset dari estimasi, prospek ekonomi redup
Ekonomi China tumbuh sedikit lebih rendah dari estimasi pada kuartal keempat, dan hampir tidak melewati estimasi pemerintah sebesar 5% untuk pertumbuhan pada tahun 2023. Angkanya menunjukkan bahwa rebound pasca-COVID memperoleh sedikit momentum selama setahun terakhir, dan menetapkan sentimen yang biasa saja untuk China pada tahun 2024.
Yuan turun 0,1%, meskipun penurunan lebih lanjut dalam mata uang ditahan oleh penetapan kurs tengah harian yang lebih kuat oleh People’s Bank of China, menurut data Reuters.
Indikator-indikator ekonomi lainnya untuk bulan Desember juga mengungkap prospek yang lemah untuk ekonomi China. Sementara produksi industri dan investasi aset tetap naik tipis lampaui ekspektasi, retail sales China tumbuh kurang dari yang diharapkan, sedangkan pengangguran juga secara tak terduga naik.
Kekhawatiran terhadap China memperlemah sebagian besar mata uang yang memiliki eksposur perdagangan ke negara tersebut. Dolar Australia turun 0,2%, sementara won Korea Selatan melemah 0,6%.
Dolar Singapura turun 0,2% usai data menunjukkan ekspor non-minyak negara tersebut menyusut lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember, di tengah permintaan China yang lemah.
Namun, beban terbesar mata uang Asia adalah meningkatnya keraguan atas penurunan suku bunga awal oleh The Fed, menyusul komentar yang hawkish dari Gubernur Christopher Waller pada hari Selasa.
Yen Jepang merupakan yang paling terpukul oleh komentar Waller, turun 0,1% pada hari Rabu setelah jatuh 1% dalam perdagangan semalam. Yen juga melemah melewati level 147 untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu bulan.
Yen juga tertekan oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Bank of Japan akan mempertahankan kebijakan ultra-dovishnya saat bertemu minggu depan. Ketidakpastian atas upaya pembangunan kembali setelah gempa bumi dahsyat, ditambah dengan ekspektasi hasil inflasi yang biasa saja Jumat ini semakin memperkuat gagasan ini.
Dolar di level tertinggi satu bulan, Waller tepis harapan pangkas rate lebih awal
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka naik sedikit di perdagangan Asia pada hari Rabu setelah melonjak ke level tertinggi lebih dari satu bulan dalam perdagangan semalam.
Greenback didorong terutama oleh Waller FED yang mengatakan bahwa meskipun penurunan suku bunga kemungkinan besar akan terjadi tahun ini, bank sentral tidak mempertimbangkannya dalam waktu dekat, dengan alasan ketahanan yang berkelanjutan dalam ekonomi AS.
Komentar Waller membuat traders sedikit mengurangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga 25 basis poin pada bulan Maret, menurut Fedwatch tool dari CME. Treasury yields juga melonjak setelah komentarnya, dengan tenor 10 tahun menembus 4% sekali lagi.
Suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi mata uang Asia, mengingat hal ini mengurangi daya tarik aset-aset berimbal hasil tinggi yang berisiko tinggi. Gagasan ini telah menekan mata uang regional selama dua tahun terakhir, dan diperkirakan akan tetap berlaku hingga The Fed memberi sinyal waktu untuk penurunan suku bunga yang direncanakan.
Fokus saat ini tertuju data retail sales dan produksi industri AS, yang akan terbit pada hari Rabu, untuk mendapat lebih banyak petunjuk mengenai ekonomi terbesar di dunia ini.
sumber : investing