Mata Uang Asia Turun dan Dolar Flat Sebelum Data Inflasi

Mata uang Asia sebagian besar turun pada hari Rabu (10/01), sementara dolar stabil dari pelemahan barunya dan pasar tetap gelisah sebelum data inflasi utama AS yang diperkirakan akan mempengaruhi jalur suku bunga.

Mata uang regional mengalami penurunan tajam selama minggu pertama tahun 2024, saat pasar mempertanyakan apakah Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada awal tahun 2024.

Gagasan ini mendorong dolar, membantu greenback rebound tajam dari posisi terendah lima bulan. Meskipun mata uang ini mengalami aksi profit taking pada hari Selasa, mata uang ini masih berada di atas posisi terendahnya di bulan Desember.

Yen Jepang tertekan oleh harapan BOJ yang dovish
Yen Jepang merupakan yang berkinerja terburuk di antara mata uang Asia sejauh ini pada tahun 2024, lanjut pelemahan dari tahun sebelumnya tatkala traders semakin yakin bahwa Bank of Japan akan menunda peralihan dari kebijakan ultra-dovish.

Langkah-langkah pembangunan kembali dan stimulus setelah gempa bumi dahsyat di Jepang tengah diperkirakan akan mengimbangi gagasan pengetatan kebijakan BOJ, setidaknya dalam waktu dekat.

Skenario ini isyarat adanya tekanan yang lebih besar terhadap yen, terutama dari jurang yang lebar antara suku bunga pinjaman lokal dan internasional. Suku bunga Jepang telah berada pada level sangat rendah selama hampir delapan tahun.

Data inflasi dan pertumbuhan upah yang lemah juga indikasi berkurangnya tekanan bagi BOJ untuk mengubah arah kebijakan ultra-dovish.

Mata uang Asia yang lebih luas cenderung turun, dalam keraguan atas penurunan suku bunga awal oleh the Fed membuat traders tetap bias terhadap dolar.

Yuan China turun 0,1% menjelang data penting inflasi dan perdagangan minggu ini, yang diperkirakan akan menunjukkan sedikit perbaikan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini. Sentimen yang melemah terhadap China telah memukul yuan sepanjang sebagian besar tahun 2023, sementara People’s Bank of China juga terus kehabisan ruang untuk mendukung mata uang.

Rupee India turun 0,1% setelah pulih tajam dari level terendahnya, meskipun kenaikan tersebut sebagian besar disebabkan oleh dukungan bank sentral. Data inflasi consumer price index (CPI) India akan dirilis pada hari Jumat ini.

Won Korea Selatan datar sebelum rapat Bank of Korea pada hari Kamis, di mana bank diperkirakan akan mempertahankan suku bunga.

Dolar Australia adalah salah satu dari beberapa mata uang yang bergerak berbeda untuk hari itu, naik 0,3% usai data menunjukkan Inflasi CPI menurun pada bulan November, tetapi masih jauh di atas target tahunan 2% hingga 3% Reserve Bank of Australia. Inflasi yang mendasari juga tetap bertahan di tengah tingginya harga makanan dan jasa.

Dolar stabil, inflasi tunggu isyarat pemangkasan suku bunga lebih lanjut
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka bergerak tipis di perdagangan Asia pada hari Rabu, setelah mengalami penguatan dalam perdagangan semalam.

Fokus terutama tertuju data CPI yang akan datang, yang diperkirakan inflasi akan naik sedikit di bulan Desember. Namun, inflasi yang tetap tinggi, ditambah dengan tanda-tanda kekuatan baru-baru ini di pasar tenaga kerja, memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.

Meskipun bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga tahun ini, pasar semakin meragukan apakah penurunan suku bunga akan dilakukan secepatnya pada Maret 2024.

Para pejabat Fed juga menolak spekulasi penurunan suku bunga lebih awal, mengingat inflasi diperkirakan akan tetap berada di atas target tahunan Fed sebesar 2% dalam waktu dekat.


sumber : investing