Mata Uang Asia Tetap Stabil, Dolar Sedikit Pulih dari Titik Terendah Lima Bulan
Mata uang Asia tidak banyak bergerak pada hari Kamis (21/12), melanjutkan pelemahan dari sesi sebelumnya karena dolar pulih dari posisi terendah lima bulan di tengah ketidakpastian kapan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga.
Greenback mengalami beberapa permintaan safe haven setelah jatuhnya pasar ekuitas yang didorong oleh aset risiko, lantaran investor mengunci keuntungan setelah terjadi rally baru-baru ini.
Mata uang Asia juga mengalami beberapa kemunduran setelah catat peningkatan yang kuat selama seminggu terakhir, setelah The Fed mengatakan bahwa mereka telah selesai menaikkan suku bunga dan mengisyaratkan penurunan suku bunga yang lebih dalam pada tahun 2024.
Hal ini membuat traders memperkirakan kemungkinan bahwa pemotongan suku bunga dapat terjadi secepatnya pada Maret 2024. Namun beberapa pejabat The Fed memperingatkan agar tidak berspekulasi terhadap penurunan suku bunga lebih awal, mengingat inflasi AS masih jauh di atas target tahunan 2% the Fed.
Sementara Fed Fund futures menunjukkan traders masih memperkirakan peluang lebih dari 60% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Maret, beberapa ketidakpastian soal potensi penurunan suku bunga menghambat rally di pasar Asia.
Yen Jepang naik 0,4% pada hari Kamis, memulihkan sedikit penurunan tajam di awal minggu ini setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan ultra-dovish-nya. Namun yen masih tetap berada di dekat level tertinggi lima bulan yang disentuh minggu lalu.
Fokus minggu ini adalah inflasi consumer price index/CPI Jepang yang akan terbit pada hari Jumat.
Dolar Australia naik 0,3%, pulih dari penurunan tajam di sesi sebelumnya dan masih berada di level tertinggi lebih dari empat bulan.
Won Korea Selatan yang sensitif terhadap suku bunga naik 0,1%, sementara dolar Singapura naik 0,2%.
Volume perdagangan regional tetap lesu seiring dengan musim libur akhir tahun.
Dolar pulih dari level terendah lima bulan, tetapi prospek masih tidak pasti
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka keduanya turun sedikit di perdagangan Asia pada hari Kamis, tetapi diperdagangkan di atas level terendah lima bulan yang dicapai pada awal minggu ini.
Greenback mengalami penguatan minggu ini kala pasar masih belum yakin kapan the Fed akan memulai pelonggaran moneter. Sementara serangkaian analis mengisyaratkan pemangkasan pada Maret 2024, pejabat Fed menyarankan bank akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi sampai inflasi menunjukkan tanda-tanda yang lebih jelas untuk berada dalam kisaran targetnya.
Inflasi yang tinggi dan ketahanan dalam ekonomi AS memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Namun, Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya lima kali pada tahun 2024.
sumber : investing