Mata Uang Asia Sideways, Dolar Stabil Jelang Rapat Fed dan BOJ

Mata uang Asia sebagian besar tetap dalam range yang ketat pada hari Senin (18/03), sementara dolar stabil di dekat level tertinggi dua minggu saat fokus beralih ke sejumlah rapat bank sentral yang dipimpin oleh Bank of Japan dan Federal Reserve.

Angka inflasi AS yang kuat dari minggu lalu membuat traders waspada terhadap sentimen hawkish dari Fed, sementara data upah yang positif dan inflasi yang tetap tinggi mendorong spekulasi masal tentang apakah BOJ akan mengakhiri kebijakan ultra-longgarnya minggu ini.

USDJPY stabil, kenaikan suku bunga BOJ jadi fokus
Yen Jepang bergerak tipis pada hari Senin setelah mencatat minggu yang volatil dalam spekulasi mengenai berakhirnya kebijakan suku bunga negatif dan kontrol kurva imbal hasil BOJ. BOJ memulai rapat dua hari pada hari Senin, dengan keputusan yang sangat dinanti-nantikan yang dijadwalkan muncul pada hari Selasa.

Pair USDJPY telah turun ke 146 terhadap dolar, terutama setelah laporan menunjukkan serikat pekerja Jepang memenangkan kenaikan upah yang besar tahun ini. Data terbaru juga mengungkap bahwa inflasi tetap stabil, dengan kedua faktor tersebut memberikan kepercayaan diri yang cukup bagi BOJ untuk mengakhiri kebijakan ultra-dovish-nya.

Namun, analis masih tetap terpecah soal apakah bank akan menaikkan suku bunga pada bulan Maret atau April, dengan konsensus umum yang sedikit condong ke arah kenaikan pada bulan April. BOJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 20 basis poin menjadi 0,1% dari 0,1%.

Sementara kenaikan suku bunga menjadi pertanda baik bagi yen, spekulasi mengenai waktunya membuat pair USDJPY mengalami pergerakan yang volatil dalam beberapa minggu terakhir. Pair mata uang ini berada di sekitar 149 pada hari Senin.

Rapat Fed ditunggu untuk isyarat pemangkasan suku bunga lebih lanjut
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka bergerak sedikit di perdagangan Asia pada hari Senin, stabil di dekat level tertinggi dua minggu dengan fokus tepat pada kesimpulan dari rapat Fed dua hari pada hari Rabu setempat.

Sementara The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, apa pun sinyal tentang rencana pemotongan suku bunga pada tahun 2024 akan sangat diawasi. Namun, bank sentral juga dapat mengambil langkah yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pasar, terutama karena data terbaru menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan di bulan Februari.

Prospek kenaikan suku bunga AS yang tinggi untuk waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia. Kehati-hatian ini membuat sebagian besar mata uang regional tidak banyak bergerak pada hari Senin, dengan beberapa keputusan bank sentral regional yang juga akan dirilis di minggu ini.

Keputusan suku bunga RBA dan PBOC juga akan hadir
AUD/USD naik 0,1% menjelang keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia pada hari Selasa. RBA diperkirakan akan menahan suku bunga dan memberikan sedikit sinyal mengenai kapan mereka akan mulai melonggarkan kebijakan, terutama dalam menghadapi inflasi yang tinggi.

Yuan China stabil pada hari Senin, dengan pair USDCNY bergerak di sekitar 7,1973. People’s Bank of China juga akan memutuskan kebijakan loan prime rate minggu ini, namun secara luas diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga.

Data yang dirilis pada hari Senin memberikan isyarat yang beragam mengenai ekonomi China. Sementara produksi industri tumbuh lebih dari yang diharapkan dalam dua bulan pertama tahun 2024, retail sales meleset dari ekspektasi dan pengangguran secara tak terduga naik.

Won Korea Selatan bergerak sedikit dengan pair USDKRW bergerak di sekitar 1.332,01. Dolar Singapura flat dan USDSGD berada sekitar 1,3378 menyusul data ekspor non-minyak yang lebih lemah dari perkiraan dari negara pulau tersebut.

Rupee India sedikit menguat. USDINR bergerak turun 0,1% di 82,841, di tengah tanda-tanda dukungan lanjutan dari Reserve Bank of India.


sumber : investing