Mata Uang Asia Diperdagangkan Terbatas, Dolar Naik di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga Fed

Mata uang Asia mayoritas bertahan dalam range yang terbatas pada Kamis (23/11) dalam beberapa tanda ketahanan di pasar tenaga kerja AS menopang dolar dan menimbulkan ketidakpastian mengenai jalur suku bunga.

Volume perdagangan regional rendah karena libur pasar di AS dan Jepang, dan diperkirakan akan tetap sepi selama sisa minggu ini.

Yuan China termasuk di antara yang berkinerja lebih baik hari ini, naik 0,2% menjadi 7,1428 terhadap dolar setelah penetapan kurs tengah harian yang jauh lebih kuat dari People’s Bank of China.

Pasar juga mengamati langkah-langkah stimulus lebih lanjut dari pemerintah, karena Beijing terlihat mempersiapkan lebih banyak dukungan moneter untuk sektor properti yang bermasalah.

Fokus saat ini tertuju data purchasing managers index China untuk bulan November, yang akan dirilis minggu depan, untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai ekonomi setelah sejumlah data yang lemah untuk bulan Oktober.

Di antara mata uang Asia lainnya, yen Jepang naik 0,3% dalam perdagangan yang menipis pada hari libur, tetapi mengalami kerugian besar semalam karena dolar pulih. Data Inflasi konsumen untuk bulan Oktober akan dirilis hari Jumat, dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat tentang rencana Bank of Japan untuk kebijakan moneternya yang ultra-dovish.

Dolar Australia naik 0,2% setelah Gubernur Reserve Bank Michele Bullock menekankan peringatannya atas inflasi yang tinggi, yang berpotensi menarik lebih banyak kenaikan suku bunga dari bank sentral dalam beberapa bulan mendatang.

Won Korea Selatan naik sedikit, sementara rupee India berada di sekitar rekor terendah. Mata uang India mencapai rekor terendah 83,565 minggu ini akibat permintaan dolar yang konstan dari importir lokal sebagian besar mengimbangi lemahnya greenback.

Defisit perdagangan India yang besar telah menjadi titik tekanan utama bagi rupee, yang mencapai serangkaian rekor terendah terhadap dolar tahun ini.

Dolar stabil setelah menguat semalam, prospek suku bunga Fed tidak pasti
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka turun sekitar 0,2% di perdagangan Asia, tetapi menguat selama dua hari berturut-turut setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun lebih sedikit dari yang diharapkan, mengindikasikan ketahanan di pasar tenaga kerja.

Data ini didahului oleh sinyal yang agak hawkish dari notulen rapat Federal Reserve pada akhir Oktober, yang memunculkan ketidakpastian mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga.

Dengan Fed mempertahankan prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, traders mengurangi beberapa ekspektasi bahwa bank akan mulai memangkas suku bunga paling cepat Maret 2024.

Namun, traders sebagian berharap bahwa bank tersebut telah selesai menaikkan suku bunga, yang pada gilirannya membuat dolar diperdagangkan mendekati level terendah tiga bulan. Tren ini memberikan beberapa dukungan untuk mata uang Asia minggu ini.


sumber : investing