Mata Uang Asia Bergerak Tipis sebelum Inflasi AS, Yen Menguat karena BOJ Hawkish

Mata uang Asia sebagian besar bergerak tipis pada hari Kamis dan dolar stabil menjelang data inflasi utama AS, sementara yen menguat usai seorang anggota Bank of Japan menyerukan diakhirinya suku bunga negatif.

Mata uang regional mengalami kerugian semalam setelah beberapa anggota Federal Reserve mengatakan bahwa lebih banyak pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai target inflasi tahunan bank sebesar 2%, sementara data PDB menggarisbawahi ketahanan dalam ekonomi AS.

Namun dolar sedikit turun di perdagangan Asia di tengah tekanan dari peningkatan tajam dalam yen Jepang.

Yen menguat saat anggota BOJ serukan diakhirinya stimulus
Yen menguat 0,6% terhadap dolar setelah anggota BOJ Hajime Takata mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral harusnya mempertimbangkan untuk keluar dari kebijakan ultra-longgar.

Takata menyerukan diakhirinya kontrol kurva imbal hasil BOJ dan suku bunga negatif, dengan mengutip kemajuan dalam mencapai target inflasi 2% bank sentral.

Komentar Takata ini memicu spekulasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga paling cepat pada bulan April – sebuah gagasan yang telah muncul setelah data inflasi indeks harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada awal minggu ini.

Namun, data ekonomi lainnya untuk bulan Januari – khususnya retail sales dan produksi industri- masih memberikan gambaran yang kurang baik mengenai perekonomian Jepang, yang secara tidak terduga jatuh ke dalam resesi di kuartal keempat.

Kelemahan ekonomi berpotensi menunda perubahan kebijakan moneter oleh BOJ.

Mata uang Asia lainnya bergerak dalam kisaran datar hingga turun pada hari Kamis.

Dolar Australia naik 0,4%, pulih tajam dari pelemahan pada sesi sebelumnya setelah data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan. Data retail sales yang mengecewakan pada hari Kamis melanjutkan spekulasi bahwa Reserve Bank tidak memiliki alasan untuk terus menaikkan suku bunga.

Rupee India flat, dengan fokus beralih ke Data PDB untuk kuartal Desember, yang diperkirakan akan menunjukkan beberapa pendinginan setelah dua tahun pertumbuhan ekonomi India yang luar biasa.

Yuan China stabil menjelang data utama purchasing managers index yang akan dirilis pada hari Jumat, yang diharapkan bisa memberikan lebih banyak petunjuk mengenai ekonomi terbesar di Asia ini.

Won Korea Selatan dan dolar Singapura keduanya bergerak sideways.

Dolar turun, inflasi PCE ditunggu
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka keduanya turun 0,1% di perdagangan Asia, berada di bawah tekanan dari yen yang kuat.

Fokus tertuju pada data Indeks harga PCE – pengukur inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis pada hari Kamis dan diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi tetap tinggi di bulan Januari.

Sejumlah pejabat the Fed mengatakan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan suku bunga, mengutip kekhawatiran atas inflasi yang masih tinggi.

Pejabat Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan pada hari Rabu bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi target inflasi tahunan Fed sebesar 2%.


sumber : investing