Ketidakpastian Politik Global, Harga Emas Capai Rekor Lagi

Harga emas kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Rabu (30/10/2024). Hal itu didorong meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian politik global yang makin memanas, terutama menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS. Selain itu, para pelaku pasar juga menunggu data ekonomi Amerika Serikat (AS) terbaru sebagai petunjuk arah kebijakan The Fed.

Dikutip CNBC internasional, harga spot emas naik 0,5% ke level US$ 2.788,89 per ons setelah sempat menyentuh rekor tertinggi US$ 2.790,04 di awal sesi perdagangan AS. Ini melanjutkan reli rekor tertinggi yang sebelumnya terjadi pada Selasa (29/10/2024) di level US$ 2.774.

Senior Market Strategist di RJO Futures Daniel Pavilonis mengatakan, saat ini mendekati pilpres, situasi politik yang tidak menentu, pemangkasan suku bunga oleh The Fed, hingga ketegangan Rusia-Ukraina. “Ada banyak faktor yang mendorong emas naik, dan kondisi berita negatif saat ini membuat emas jadi incaran utama. Langkah berikutnya bisa jadi mencapai US$ 2.850,” ungkapnya.

Pilpres AS yang akan berlangsung pada 5 November menjadi sorotan utama, dengan persaingan ketat antara mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris.

Harga emas telah melonjak 35% sepanjang tahun ini, berpotensi mencatat kinerja tahunan terbaik sejak 1979. Suku bunga yang rendah turut mendukung reli harga emas tersebut. Emas yang secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai saat terjadi ketidakstabilan geopolitik.

Kepala Perdagangan di Heraeus Metals Jerman Dominik Sperzel memperkirakan, harga emas bisa mencapai US$ 3.000 pada 2025 di tengah kekhawatiran pasar negara berkembang, arus masuk dana ke ETF emas, dan penyesuaian pasar pasca pilpres AS.

Di sisi lain, data AS terbaru menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja sektor swasta di negara itu melonjak dengan penambahan 233 ribu pekerjaan di bulan Oktober, melebihi perkiraan, meskipun ada kekhawatiran terkait dampak badai dan pemogokan. Produk domestik bruto AS juga tumbuh dengan laju tahunan sebesar 2,8%.

Para pengambil kebijakan The Fed diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga sebesar 0,25% pada pekan depan. Selain itu, pasar turut menantikan data Personal Consumption Expenditures dan payrolls AS yang akan dirilis pada Kamis (31/10/2024) dan Jumat (1/11/2024).

Sedangkan harga logam lainnya, yaitu harga paladium turun lebih dari 5% ke level US$ 1.148,75 per ons setelah sebelumnya mencapai level tertinggi 10 bulan pada Selasa (29/10/2024). Saxo Bank menyebutkan bahwa reli singkat paladium yang dipicu oleh berita sanksi terhadap Rusia kini telah mereda.


sumber : investor.id