Ketidakpastian Kebijakan Trump Picu Harga Emas Mengkilap Lagi

Harga emas kembali menguat pada Jumat (10/1/2025). Hal itu dipicu ketidakpastian terkait kebijakan pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump.
Dikutip dari Reuters, meskipun data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif dalam memangkas suku bunga tahun ini, emas tetap menjadi pilihan aman bagi investor.
Harga emas spot terlihat naik 0,7% menjadi US$ 2.697,66 per ons.
Harga emas sempat turun ke level US$ 2.663,92 per ons setelah data menunjukkan bahwa AS menambahkan 256 ribu pekerjaan pada Desember 2024. Angka tersebut jauh melampaui perkiraan ekonom yang memproyeksikan kenaikan sebesar 160 ribu pekerjaan. Tingkat pengangguran juga turun menjadi 4,1%, lebih baik dari prediksi sebesar 4,2%.
Namun, harga emas segera pulih dan mencapai level tertinggi sejak 12 Desember 2024. Dengan demikian, harga emas mencatatkan kenaikan mingguan lebih dari 1,7%.
“Pergerakan harga emas menunjukkan minimnya penjual yang berkomitmen menjual logam mulia ini. Hal ini adalah pelajaran berharga dari kenaikan luar biasa tahun lalu,” kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen.
Penguatan harga emas terjadi meskipun dolar AS menguat dan kontrak berjangka saham AS mengalami penurunan tajam setelah data ketenagakerjaan AS dirilis. Berdasarkan pasar, para pedagang sekarang memperkirakan The Fed hanya akan memangkas suku bunga sebesar 30 basis poin sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan prediksi sebelumnya sebesar 45 basis poin.
“Harga emas tetap tangguh meskipun ada laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan. Salah satu faktor yang mendukung emas adalah ketidakpastian yang muncul menjelang pelantikan presiden AS,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.
Menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang, investor semakin gelisah atas rencana tarif impor yang dijanjikannya. Kebijakan tersebut dikhawatirkan akan memicu inflasi dan membatasi kemampuan The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.
Meskipun emas sering dianggap sebagai pelindung terhadap inflasi, suku bunga yang tinggi mengurangi daya tariknya karena emas tidak memberikan imbal hasil.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatatkan pergerakan beragam. Harga perak spot naik 0,9% menjadi US$ 30,38 per ons dan palladium melonjak 2,2% ke US$ 943,93 per ons. Sedangkan platinum turun 0,2% menjadi US$ 959,10 per ons. Ketiga logam tersebut diprediksi mencatatkan kenaikan mingguan.
sumber : investor.id