Ketegangan Geopolitik dan Ekspektasi Suku Bunga AS, Dorong Harga Emas

Harga emas melambung tinggi pada Selasa (10/2/2024), mencapai level tertinggi dalam dua minggu. Hal itu didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga ketiga kalinya oleh The Fed pada minggu depan. Pasar juga tengah menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas di pasar spot melonjak 1,3% menjadi US$ 2.695,39 per ons.

Wakil Presiden dan Strategis Senior Logam di Zaner Metals Peter Grant mengatakan, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang meningkat mendorong permintaan aset safe haven seperti emas. “Selain itu, ada fokus baru pada tren pelonggaran moneter global, Bank of Canada, ECB, dan SNB kemungkinan akan menurunkan suku bunga pekan ini, dan The Fed kemungkinan besar mengikuti langkah tersebut minggu depan,” jelasnya.

Sorotan utama tertuju pada Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada Rabu (11/12/2024). Berdasarkan survei Reuters, CPI diperkirakan naik 0,3% pada November. Sementara itu, Indeks Harga Produsen (PPI) yang akan diumumkan pada Kamis (12/12/2024) juga menjadi faktor penting dalam menentukan keputusan suku bunga The Fed.

“Data CPI mungkin tidak berdampak signifikan pada emas, terutama jika angkanya sesuai ekspektasi. Namun, laporan CPI yang tinggi dapat mengurangi peluang pemangkasan suku bunga pada awal 2025,” kata analis pasar di Forex.com Fawad Razaqzada.

Hingga saat ini, The Fed telah dua kali memangkas suku bunga pada tahun ini. Berdasarkan alat prediksi CME FedWatch, traders memperkirakan peluang sebesar 86% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed pada 17-18 Desember.

Emas sering dianggap sebagai investasi aman selama masa ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Selain itu, emas cenderung menguat di lingkungan dengan suku bunga rendah.

Sementara itu, China berencana mengadopsi kebijakan moneter yang ‘pas dengan pelonggaran’ serta pendekatan fiskal yang lebih proaktif pada tahun depan, menurut pernyataan Politbiro pada Senin (9/12/2024).

“Pengumuman besar dari China dapat mendorong harga emas lebih tinggi, mengingat negara tersebut adalah konsumen emas terbesar dunia. Terutama menjelang perayaan Tahun Baru Imlek yang biasanya meningkatkan permintaan perhiasan untuk hadiah,” tambah Razaqzada.

Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu perak spot naik 0,7% menjadi US$ 32,04 per ons dan platinum naik 0,5% menjadi US$ 940,90 per ons. Namun, harga palladium malah turun 0,4% menjadi US$ 969,52 per ons.


sumber : investor.id