Jelang Pelantikan Trump, Harga Emas Terguncang

Harga emas terguncang oleh penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (17/1/2025). Namun, tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan.

Dikutip dari CNBC internasional, ketidakpastian terkait kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump, serta spekulasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut, mendorong harga emas melampaui level psikologis USUS$ 2.700 per ons.

Harga emas spot turun 0,4% menjadi US$ 2.699,82 per ons.

“Penurunan hari ini tidak signifikan. Ini lebih merupakan aksi profit taking yang didorong oleh sedikit penguatan dolar AS, yang memberikan tekanan ringan pada harga emas,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.

Pada hari Kamis (16/01), emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu bulan di US$ 2.724,58, hanya US$ 65,6 dari rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.790,13 yang dicapai pada Oktober lalu.

Secara mingguan, harga emas telah menguat 0,8%. Kenaikan tersebut pergerakan positif selama tiga minggu berturut-turut. Data inflasi inti AS yang lebih rendah dari perkiraan pada Rabu lalu memicu spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lebih dari satu kali tahun ini.

Para pelaku pasar saat ini memperkirakan adanya dua kali pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller yang mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut jika data ekonomi menunjukkan pelemahan lebih lanjut.

Kini, pasar menantikan pelantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang. Kebijakan tarif dagang luas yang direncanakan oleh Trump diperkirakan dapat memicu inflasi dan meningkatkan risiko perang dagang, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

“Ketidakpastian terkait kebijakan yang akan diterapkan Presiden Trump menjadi salah satu faktor yang mendukung harga emas,” tambah Meger.

Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian politik. Kondisi suku bunga yang lebih rendah cenderung memperkuat daya tarik logam mulia ini.

“Masih ada tanda tanya besar mengenai kebijakan tarif dan bagaimana implementasinya. Banyak investor melihat emas sebagai cara untuk melindungi risiko penurunan, jika kebijakan baru tersebut merugikan pertumbuhan ekonomi,” ujar Nitesh Shah, Ahli Strategi Komoditas di WisdomTree.

Pelemahan juga terjadi pada harga perak spot sebesar 2% menjadi US$ 30,17 per ons. Sedangkan Palladium malah naik 1% ke US$ 949,99 per ons, dan platinum menguat 0,9% ke US$ 940,28 per ons.


sumber : investor.id