Investor Manfaatkan Bargain Hunting, Harga Emas Bangkit

Harga emas dunia kembali bangkit pada Selasa (13/5/2025), setelah sempat anjlok tajam sehari sebelumnya. Kenaikan ini didorong aksi beli investor yang memanfaatkan harga rendah (bargain hunting), serta data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan.

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas di pasar spot naik 0,67% dan ditutup di US$ 3.249,94 per ons, setelah sempat menyentuh level terendah US$3.207,64 pada Senin (12/5/2025).

“Kita melihat koreksi besar pada harga emas hari Senin setelah muncul kabar adanya kesepakatan antara AS dan China. Namun, tarif yang dikenakan AS terhadap China masih sebesar 30%, dan itu tetap berdampak negatif bagi perekonomian,” ujar Kepala Strategi Komoditas di TD Securities Bart Melek.

Pada Senin lalu, AS dan China mengumumkan sepakat untuk menghentikan sementara penerapan tarif selama 90 hari. AS mengumumkan akan menurunkan tarif impor dari China menjadi 30% dari sebelumnya 145%. Sedangkan China memangkas bea impor barang-barang AS menjadi 10% dari sebelumnya 125%.

Sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi berkali-kali sepanjang 2025. Lonjakan tersebut didorong oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif besar-besaran dari Presiden AS Donald Trump, pembelian emas oleh bank sentral, ketegangan geopolitik, dan peningkatan minat investor terhadap dana yang diperdagangkan di bursa berbasis emas (gold ETF).

Dari sisi ekonomi, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) hanya naik 0,2% pada bulan lalu, lebih rendah dibandingkan perkiraan ekonom yang disurvei Reuters sebesar 0,3%.

“Data ini cukup mendukung pasar logam mulia karena tidak menunjukkan inflasi yang mengkhawatirkan, sehingga tidak akan menghalangi The Fed untuk kembali menurunkan suku bunga,” tulis analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff.

Pasar keuangan memperkirakan The Fed akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya pada September. Penurunan suku bunga biasanya meningkatkan daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil.


sumber : investor.id