Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Harga Emas Terkoreksi
Harga emas melemah pada Kamis (5/12/2024). Hal itu disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi AS setelah rilis data klaim pengangguran mingguan. Sementara itu, pasar menantikan data payroll non-pertanian AS untuk mendapatkan wawasan baru tentang kebijakan suku bunga The Fed.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot turun 0,7% menjadi US$ 2.623,4 per ons.
“Kita berada dalam periode stagnasi, dengan aktivitas harga yang bergerak dalam rentang tertentu sambil menunggu data atau stimulus baru yang dapat mendorong harga emas keluar dari rentang ini,” kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.
Imbal hasil obligasi AS 10 tahun naik 0,3%, sementara bitcoin mencatatkan lonjakan besar menembus angka US$ 100 ribu untuk pertama kalinya pada Kamis.
Jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran baru meningkat secara moderat minggu lalu, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja terus mendingin secara perlahan.
Kini, fokus investor tertuju pada data payroll non-pertanian AS yang akan dirilis Jumat (6/12/2024), dengan prediksi penambahan 200 ribu pekerjaan pada bulan lalu setelah hanya mencatat kenaikan 12 ribu pada Oktober. Data ini akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang arah kebijakan suku bunga The Fed.
“Angka payroll yang kuat sudah lebih atau kurang diperhitungkan, tetapi jika data menunjukkan kelemahan, hal itu dapat memberikan dukungan pada harga emas,” kata Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank Ole Hansen.
Pada Rabu (4/12/2024), Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan, perekonomian AS lebih kuat dari perkiraan, dan ini mendorong sikap yang lebih berhati-hati terhadap pemangkasan suku bunga.
Saat ini, para pedagang memperkirakan peluang sebesar 70% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 17-18 Desember mendatang. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.
Selain emas, harga perak spot turun 0,5% menjadi US$ 31,12 per ons, platinum melemah 0,4% menjadi US$ 936,95, dan paladium merosot 1,4% menjadi US$ 964,40.
“Peralihan permintaan katalis otomotif dari paladium ke platinum telah menjadi hambatan utama bagi paladium dan kemungkinan akan berlanjut hingga 2026,” tulis para analis ANZ dalam sebuah catatan.
sumber : investor.id