Harga Minyak WTI Turun di Tengah Kekhawatiran Permintaan Minyak

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $78,30 pada hari Selasa. Harga WTI turun mendekati level terendah dalam lebih dari sebulan terakhir di tengah kekhawatiran permintaan minyak dan kenaikan stok.

Federal Reserve AS (The Fed) akan mengadakan pertemuan kebijakan pada tanggal 30-31 Juli, dengan tidak ada perubahan suku bunga yang diharapkan. Namun, para pelaku pasar melihat tanda-tanda kemungkinan pemangkasan suku bunga di bulan September. Rilis data-data ekonomi utama AS minggu ini dapat memberikan beberapa petunjuk mengenai tingkat suku bunga di AS. Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua dan data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Juni, masing-masing akan dirilis pada hari Kamis dan Jumat. “Jika kita mendapatkan indikasi penurunan suku bunga, The Fed dapat menjadi positif untuk aset-aset yang sensitif terhadap risiko seperti minyak,” ujar analis UBS, Giovanni Staunovo.

Di sisi lain, kekhawatiran terhadap permintaan terus menekan harga WTI. Pada hari Senin, People’s Bank of Tiongkok (PBOC) mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga dasar pinjaman (Loan Prime Rate/LPR) satu tahun dan lima tahun, patokan untuk pinjaman yang diberikan bank kepada nasabahnya, sebesar 10 basis poin (bp) untuk mendorong perekonomian. Namun, penurunan suku bunga Tiongkok gagal mendukung harga WTI. “Penurunan suku bunga Tiongkok terlalu kecil untuk mengangkat sentimen minyak mentah secara keseluruhan,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Sementara itu, Morgan Stanley memprakirakan harga minyak akan turun ke pertengahan $70-an tahun depan di tengah surplus di pasar baik dari produsen OPEC+ maupun non-OPEC+. Morgan Stanley memprakirakan pasokan OPEC dan non-OPEC akan meningkat sekitar 2,5 juta barel per hari (bph) pada tahun 2025, jauh melampaui pertumbuhan permintaan.


sumber : fxstreet