Harga Minyak WTI Turun di Tengah Kekhawatiran Ekonomi di AS dan Tiongkok

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $75,10 pada hari Rabu. Harga WTI turun tipis karena para investor khawatir akan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di Amerika Serikat dan Tiongkok.

Data yang dirilis oleh Conference Board pada hari Rabu mengungkapkan bahwa Indeks Kepercayaan Konsumen AS meningkat menjadi 103,3 di bulan Agustus dari revisi naik 101,9 di bulan Juli. Meskipun demikian, konsumen lebih khawatir tentang pasar tenaga kerja setelah Tingkat Pengangguran mencapai level tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir di 4,3% bulan lalu.

Selain itu, kekhawatiran akan kesehatan ekonomi dan permintaan minyak di masa depan di Tiongkok membebani harga minyak mentah, karena Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia. Daan Struyven, kepala riset minyak di Goldman, mencatat bahwa permintaan di Tiongkok telah melemah karena negara ini beralih dari mobil-mobil bertenaga bensin ke kendaraan-kendaraan listrik.

Persediaan minyak mentah AS menurun minggu lalu. Menurut American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk pekan yang berakhir pada 23 Agustus turun 3,4 juta barel, dibandingkan dengan kenaikan 0,347 juta barel pada pekan sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan turun 3,0 juta barel.

Penurunan harga WTI mungkin akan terbatas di tengah potensi penghentian produksi minyak Libya dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Perlu dicatat bahwa Libya memproduksi sekitar 1,2 juta barel per hari, dengan lebih dari 1 juta barel per hari diekspor ke pasar global. Perkembangan seputar pemangkasan produksi Libya telah memicu kekhawatiran suplai lebih lanjut dan mengangkat harga WTI.

sumber : fxstreet