Harga Minyak WTI Respon Pertemuan OPEC+
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun selama empat hari berturut-turut, diperdagangkan di kisaran $76,70 per barel selama jam-jam perdagangan sesi Asia pada hari Senin. Reuters melaporkan pada hari Minggu bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia (OPEC+), setuju untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga tahun 2025 untuk mendukung harga di tengah-tengah pertumbuhan permintaan yang lambat. OPEC+ memutuskan untuk memperpanjang pemangkasan sebesar 3,66 juta barel per hari (bph) hingga akhir 2025 dan memperpanjang pemangkasan sebesar 2,2 juta bph selama tiga bulan hingga September 2024.
Pada hari Jumat, data Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS mengindikasikan bahwa tekanan harga mereda di bulan April. Meskipun demikian, laporan tersebut tidak mendorong penurunan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed), menunjukkan bahwa bank sentral mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencapai target inflasi. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi berdampak negatif pada prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) dan mengurangi permintaan untuk Emas likuid.
Pekan lalu, pejabat Federal Reserve (The Fed) menyampaikan bahwa bank sentral mungkin akan mempertahankan kebijakan restriktifnya untuk waktu yang lama untuk mencapai target inflasi 2%. Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox Business bahwa prospek inflasi akan menurun dengan sangat lambat dan menekankan perlunya The Fed untuk tetap mempertahankan kebijakan yang ketat. Selain itu, Presiden The Fed New York John Williams menyatakan bahwa meskipun inflasi masih terlalu tinggi, ia percaya kebijakan The Fed saat ini diposisikan secara tepat untuk secara bertahap membawa pertumbuhan harga kembali ke target The Fed.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan enggan menerima proposal Presiden AS Joe Biden untuk gencatan senjata Gaza pada hari Minggu. Keputusan ini muncul di tengah-tengah serangan yang sedang berlangsung di Rafah menyusul serangan udara Israel yang intens selama akhir pekan, menurut BBC. Para investor akan mengamati dengan seksama perkembangan ketegangan geopolitik ini, karena setiap tanda-tanda peningkatan risiko berpotensi menaikkan harga minyak mentah.
sumber : fxstreet