Harga Minyak WTI Pulih karena Pasar Terbebani Data PDB AS yang Mengecewakan

Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $84,00 pada hari Jumat. Emas hitam ini naik lebih tinggi karena pasar mempertimbangkan data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lemah dari prakiraan terhadap potensi risiko geopolitik dari invasi Israel ke kota Rafah di Gaza selatan.

Harga WTI menghadapi beberapa aksi jual setelah laporan PDB dari Departemen Perdagangan pada hari Kamis. Perekonomian AS berkembang pada laju paling lambat dalam hampir dua tahun terakhir pada kuartal pertama (Q1) 2024 karena inflasi naik pada laju yang lebih cepat. PDB AS Lanjutan tumbuh 1,6% secara tahunan pada kuartal pertama (Q1) tahun 2024, dibandingkan dengan pertumbuhan 3,4% pada Kuartal 4 2023. Angka ini berada di bawah estimasi pasar sebesar 2,5%. Selain itu, inflasi di Amerika Serikat tetap tinggi dan dapat memicu spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga sebelum September.

Namun, harga WTI pulih dan bertahan positif setelah Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian AS kemungkinan lebih kuat daripada yang ditunjukkan oleh data kuartalan yang lebih lemah dari prakiraan.

Selain itu, kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik juga mendorong harga emas hitam ini. Israel melancarkan serangan udara ke Rafah karena negara ini melakukan persiapan untuk menginvasi kota tersebut, menurut Reuters.

Kekhawatiran terhadap penurunan terbesar dalam stok minyak mentah komersial AS sejak pertengahan Januari juga mengangkat harga WTI. Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah untuk pekan yang berakhir pada tanggal 19 April turun 6,368 juta barel dari angka sebelumnya sebesar 2,735 juta barel.


sumber : fxstreet