Harga Minyak WTI Naik karena Kekhawatiran Gangguan Pasokan

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sedikit bergerak naik di $77,70 per barel selama sesi Asia pada hari Selasa. Namun, harga minyak mentah telah mendapatkan dukungan dari ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di wilayah Laut Merah. Secara khusus, penargetan kapal-kapal pelayaran sipil oleh kelompok Houthi yang dipimpin oleh Iran telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi gangguan pada jalur pasokan antara Eropa dan Asia. Akibatnya, penawaran untuk barel minyak mentah tetap meningkat karena para pelaku pasar memantau situasi dengan cermat.

Dalam sebuah perkembangan yang signifikan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan bahwa Israel berencana untuk melancarkan serangan ke Rafah, sebuah kota di mana ratusan ribu orang Palestina yang mengungsi berlindung. Namun, Netanyahu menyatakan bahwa serangan tersebut akan ditunda jika kesepakatan untuk membebaskan para tawanan tercapai.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga ikut memberikan pendapatnya, menyatakan keyakinannya bahwa para negosiator sudah hampir mencapai kesepakatan yang akan menghentikan aksi militer Israel di Gaza dalam waktu satu minggu, dengan syarat pembebasan setidaknya sebagian dari lebih dari 100 tawanan yang ditahan Hamas.

Khususnya, para negosiator Israel telah mengindikasikan kesediaan untuk membebaskan sekelompok tahanan Palestina terkenal yang menjalani hukuman penjara yang panjang dengan imbalan pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza.

Dalam sebuah pidato penting mengenai kebijakan, Presiden Kansas City Federal Reserve Bank Jeffrey Schmid menyampaikan bahwa ia memiliki sentimen yang sama dengan banyak rekan-rekan bank sentral untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga. Sikap ini, yang umumnya dipegang oleh para pembuat kebijakan, mencerminkan pendekatan yang hati-hati terhadap perubahan kebijakan moneter. Biasanya, biaya pinjaman yang tinggi memiliki efek meredam pertumbuhan ekonomi, yang menyebabkan berkurangnya permintaan minyak.

Ladang minyak Wafa di Libya barat, yang memproduksi antara 40.000 hingga 45.000 barel per hari (bph), telah kembali beroperasi setelah ditutup sementara pada hari Minggu. Hal ini juga mengakibatkan pulihnya hubungan gas alam ke Italia. Penghentian ini dipicu oleh protes, tetapi para demonstran menarik diri dari fasilitas tersebut setelah adanya jaminan dari pemerintah mengenai pemenuhan tuntutan mereka.


sumber : fxstreet