Harga Minyak WTI Menguat Karena Pelemahan Dolar AS
Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di atas $81,00 pada hari Senin. Harga WTI naik tipis di tengah melemahnya Dolar AS (USD) dan revisi proyeksi permintaan dari International Energy Agency (IEA).
IEA memprakirakan produksi minyak global yang jauh lebih sedikit untuk sisa tahun 2024 setelah pengumuman bahwa OPEC+ akan melanjutkan pengurangan produksi sukarela yang ada hingga kuartal kedua 2024. Penurunan stok sepanjang 2024 dapat mendorong naik harga WTI. Selain itu, ketidakpastian seputar ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat mendorong harga lebih lanjut karena banyak kapal yang mengubah rute untuk menghindari Laut Merah, yang memperpanjang perjalanan dan meningkatkan biaya.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah di negara-negara besar dapat menyebabkan berkurangnya permintaan minyak dan menyeret harga WTI lebih rendah. Para pelaku pasar akan mengawasi Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang disetahunkan untuk kuartal keempat (Q4), yang akan dirilis pada hari Kamis. Angka pertumbuhan PDB tahunan AS diproyeksikan akan tetap stabil di 3,2% pada kuartal keempat.
Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga stabil di 5,25-5,50% untuk 5 pertemuan berturut-turut pekan lalu. The Fed mempertahankan pandangannya untuk titik tengah untuk tahun 2024 dan mengisyaratkan penurunan suku bunga sebanyak tiga seperempat poin tahun ini. Namun, setiap komentar hawkish dan narasi suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dari bank sentral dapat membatasi kenaikan harga WTI karena hal ini berarti lebih sedikit permintaan untuk minyak dengan biaya yang lebih tinggi.
sumber : fxstreet