Harga Minyak WTI Melemah, Investor Fokus pada Peningkatan Produksi Minyak

Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $74,30 pada hari Rabu. Harga WTI melayang lebih rendah pada hari ini karena para pedagang berfokus pada peningkatan produksi minyak di AS dan peningkatan suplai di Libya dan Norwegia.

Menurut laporan mingguan American Petroleum Institute pada hari Rabu, persediaan minyak mentah AS turun 6,674 juta barel untuk pekan yang berakhir 19 Januari dari angka sebelumnya sebesar 0,483 juta barel.

Di tempat lain, produksi minyak mentah Norwegia naik menjadi 1,85 juta barel per hari (bph) di bulan Desember dari 1,81 juta bph di bulan sebelumnya, sementara produksi Libya mencapai 300.000 bph. Oleh karena itu, peningkatan produksi mungkin akan memberikan tekanan pada harga WTI.

Selain itu, pemulihan ekonomi yang lamban di Tiongkok juga membebani harga WTI, karena Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia. Angka pertumbuhan PDB yang lebih lemah dari prakiraan untuk kuartal keempat tahun 2023 mengurangi permintaan minyak.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Laut Merah dapat membatasi penurunan harga WTI. Pentagon mengatakan pada hari Senin bahwa pasukan AS dan Inggris melakukan putaran baru serangan di Yaman, menargetkan lokasi penyimpanan bawah tanah Houthi serta kemampuan rudal dan pengawasan yang digunakan oleh kelompok yang bersekutu dengan Iran tersebut untuk melawan pengiriman Laut Merah.

Para pedagang minyak akan memantau data Indeks Manajer Pembelian (IMP) S&P Global AS pada hari Rabu. Data PDB AS untuk kuartal keempat akan dirilis pada hari Kamis dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE Inti) akan dirilis pada hari Jumat. Peristiwa-peristiwa ini dapat berdampak signifikan pada harga WTI dalam mata uang USD. Para pedagang minyak akan mengambil isyarat dari data tersebut dan mencari peluang perdagangan di sekitar harga WTI.


sumber : fxstreet