Harga Minyak WTI Melemah di tengah Kekhawatiran atas Permintaan Minyak

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan penurunan untuk 3 sesi berturut-turut, diperdagangkan sempat ke level terendah harian di $77,96 per barel pada hari Rabu. Kekhawatiran mengenai permintaan membebani harga minyak mentah menyusul data terbaru yang mengindikasikan perlambatan aktivitas ekonomi di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia. Namun, melemahnya Dolar AS (USD) dapat mendukung harga minyak dengan meningkatkan permintaan dari pembeli yang menggunakan mata uang lain.

IMP Jasa ISM turun menjadi 52,6 di bulan Februari, tidak sesuai dengan ekspektasi penurunan ke 53,0 dari 53,4. Selain itu, Pesanan Pabrik (MoM) turun 3,6% di bulan Januari, melebihi ekspektasi penurunan sebesar 2,9%. Mantan ekonom Fed New York, Steven Friedman, mencatat bahwa para pembuat kebijakan Federal Reserve kemungkinan akan tetap berhati-hati dalam memangkas suku bunga tahun ini karena pertumbuhan yang kuat dan inflasi yang bergejolak. Dia memprakirakan kemungkinan lebih sedikit dari tiga pemotongan yang diantisipasi untuk tahun 2024.

Selain itu, prospek bank-bank sentral utama untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi menambah tekanan pada aktivitas ekonomi global, yang pada akhirnya mengurangi konsumsi minyak. Kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan semakin diperburuk oleh kekhawatiran seputar importir minyak mentah terbesar di dunia, Tiongkok. Meskipun Tiongkok telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% untuk tahun 2024, para pedagang tetap khawatir karena langkah-langkah stimulus yang kuat tidak cukup untuk mendukung ekonomi negara yang goyah.

Meningkatnya kekhawatiran terkait permintaan minyak telah meredam dampak dari upaya negara-negara OPEC+, termasuk Rusia, untuk memberlakukan pemotongan produksi minyak secara sukarela. Meskipun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah berkomitmen untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) hingga kuartal kedua, dampaknya diredam oleh kekhawatiran seputar dinamika permintaan.

Data Stok Minyak Mentah Mingguan API AS melaporkan peningkatan stok sebesar 0,423 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 1 Maret, berlawanan dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan penurunan menjadi 2,6 juta barel dari sebelumnya 8,428 juta barel. Para pedagang sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke laporan Perubahan Stok Minyak Mentah EIA AS, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu, dengan ekspektasi pasar yang condong ke arah penurunan jumlah barel stok minyak mentah dan turunannya.


sumber : fxstreet