Harga Minyak WTI Konsolidasi, Setelah Kuatnya Harapan Permintaan Minyak di Musim Panas
West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, terkoreksi tipis di kisaran $81,55 pada awal sesi Eropa di hari Selasa. Kenaikan harga WTI pada hari Senin, didukung oleh harapan untuk musim panas yang kuat yang mendorong permintaan dan kekhawatiran akan pasokan minyak di tengah-tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Permintaan musim panas kemungkinan akan mendorong harga WTI lebih tinggi. JPMorgan melaporkan bahwa permintaan minyak global telah meningkat sebesar 1,4 juta bph bulan ini, didukung oleh perjalanan musim panas yang kuat di seluruh Eropa dan Asia.
Risiko-risiko geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina dapat membahayakan aliran minyak mentah dari wilayah tersebut, yang juga mendukung harga WTI. Ahli strategi komoditas senior TD Securities, Ryan McKay, mengatakan bahwa risiko-risiko pasokan kini kembali menjadi fokus karena ketegangan meningkat di perbatasan Israel-Lebanon. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa fase paling intens dari serangan terhadap Hamas di Gaza hampir berakhir, sambil menekankan bahwa perang yang lebih luas terhadap Hamas akan terus berlanjut, seperti dikutip dari CNN. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan pada hari Senin bahwa Kyiv menyerang sekitar 30 kilang, terminal, dan pangkalan minyak Rusia, tetapi tidak memberikan rentang waktu untuk serangan tersebut.
Di sisi lain, menguatnya Dolar AS (USD) dan sikap hawkish pejabat Federal Reserve (The Fed) dapat membebani emas hitam ini. Presiden Federal Reserve Bank San Francisco Mary Daly mengatakan pada hari Senin bahwa ia tidak percaya The Fed harus menurunkan suku bunga sebelum para pengambil kebijakan yakin bahwa inflasi menuju 2%. Suku bunga yang lebih tinggi umumnya membebani harga WTI karena meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat mengurangi aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
sumber : fxstreet