Harga Minyak WTI Bertahan di Atas $79,00 Jelang Data NFP AS

Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $79,00 pada hari Jumat. Emas hitam ini pulih sedikit dari level terendah tujuh minggu. Namun, kenaikan ini mungkin terbatas karena meningkatnya persediaan minyak mentah di Amerika Serikat dan memudarnya harapan untuk penurunan suku bunga dari Federal Reserve AS (The Fed).

The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu di tengah inflasi yang membandel. Bank sentral AS mencatat bahwa mereka tidak berencana untuk memangkas suku bunga sampai mereka memiliki “keyakinan yang lebih besar” bahwa kenaikan harga mereda secara berkelanjutan menuju target 2%, menambahkan bahwa hal ini mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari yang diprakirakan sebelumnya. Sikap The Fed yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dapat menyeret harga WTI lebih rendah, karena hal ini berarti lebih sedikit permintaan untuk minyak karena aktivitas menurun.

Pada hari Rabu, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS untuk pekan yang berakhir 26 April meningkat 7,256 juta barel dari 6,368 juta barel pada pekan sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan turun sebesar 2,3 juta barel. Angka ini tercatat sebagai yang tertinggi sejak Juni 2023, menambah kekhawatiran terhadap melemahnya permintaan minyak.

Selain itu, meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan prospek gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza menyebabkan sempitnya perdagangan harga minyak mentah. Namun, para pelaku pasar akan memantau perkembangan seputar risiko geopolitik. Setiap peningkatan ketegangan dapat meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak di wilayah tersebut dan mendorong harga emas hitam ini.


sumber : fxstreet