Harga Minyak Turun sebelum Rapat Fed, Kekhawatiran Timur Tengah Membayangi

Harga minyak turun di perdagangan Asia hari Senin (30/10), membalikkan mayoritas penguatan yang terjadi di sesi sebelumnya untuk mengantisipasi rapat Federal Reserve dan data ekonomi utama minggu ini menimbulkan beberapa aksi profit taking.

Traders tetap waspada terhadap perang Israel-Hamas, setelah Israel akhir pekan melancarkan serangan darat ke Gaza. Tetapi tanda-tanda tidak adanya eskalasi perang, serta beberapa gangguan aktual terhadap pasokan minyak Timur Tengah membuat kekhawatiran akan konflik ini menjadi terbatas.

Kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas bisa mengganggu pasokan minyak di wilayah tersebut telah menjadi pendorong utama peningkatan harga di awal Oktober, meskipun traders berupaya untuk mengukur apa dampak sebenarnya dari perang tersebut. Hal ini membuat pasar minyak sebagian besar bergejolak, dengan Brent terus-menerus bergerak di level $90 per barel dalam beberapa sesi terakhir.

Minyak Brent turun 0,6% menjadi $88,74 per barel, sementara minyak WTI turun 0,7% ke $84,94 per barel pukul 08.12 WIB. Keduanya jatuh sekitar 3% minggu lalu.

Rapat Fed dan PMI China jadi fokus utama minggu ini

Pasar minyak mayoritas khawatir sebelum rapat Federal Reserve Rabu ini, dengan sinyal hawkish dari bank sentral yang memberikan lebih banyak hambatan untuk permintaan minyak mentah.

Kekhawatiran akan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menekan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir, sedikit mengimbangi dorongan dari pasokan yang lebih ketat. Meskipun permintaan bahan bakar AS tetap stabil kendati ada kenaikan suku bunga, traders khawatir bahwa hal ini dapat berubah dalam beberapa bulan mendatang.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga minggu ini. Namun para pejabat masih membuka peluang satu kali lagi kenaikan suku bunga tahun ini, terutama setelah beberapa data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan.

Dolar stabil pada hari Senin, mempertahankan penguatan baru-baru ini dan juga menjaga tekanan pada harga minyak.

Namun sebelum rapat the Fed, pasar juga menunggu data penting purchasing managers index dari China, yang akan menjelaskan lebih banyak mengenai aktivitas bisnis di negara importir minyak terbesar di dunia ini.

Perekonomian China telah menunjukkan beberapa tanda stabilisasi dalam beberapa bulan terakhir setelah mengalami penurunan tajam dalam pertumbuhan tahun ini. Regulator penerbangan negara tersebut baru-baru ini mengatakan akan meningkatkan penerbangan domestik hingga 34% di atas tingkat sebelum pandemi – sebuah pertanda positif untuk permintaan minyak, meskipun perjalanan udara masih merupakan bagian kecil dari konsumsi bahan bakar China secara keseluruhan.

Bank of Japan juga akan bertemu pada hari Selasa. Traders memperkirakan adanya potensi pergeseran kebijakan di bank akibat bergulat dengan naiknya inflasi.