Harga Minyak Turun di Tengah Kekhawatiran Pasokan Minyak

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $61,05 per barel saat berita ini ditulis Pukul 13.15 WIB pada hari Rabu. Harga WTI turun di tengah kekhawatiran terhadap pasokan setelah delegasi-delegasi Iran dan AS mencapai kemajuan dalam pembicaraan nuklir mereka.
Presiden AS, Donald Trump, mengungkapkan harapan pada kemajuan dalam perundingan nuklir dengan Iran setelah babak kelima perundingan di Roma minggu lalu. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan bahwa negosiasi terlalu rumit untuk diselesaikan dalam dua atau tiga pertemuan dan ada potensi kemajuan dalam negosiasi nuklir setelah Oman mengajukan beberapa proposal. Namun, Trump mengatakan negosiator Amerika telah membuat “kemajuan nyata” selama perundingan nuklir yang “sangat baik” dengan Iran selama akhir pekan.
Para pedagang akan memantau dengan cermat perkembangan seputar perundingan nuklir AS-Iran. Jika negosiasi antara kedua negara gagal, ini akan membatasi pasokan minyak Iran. Namun, setiap tanda adanya resolusi dapat menambah pasokan Iran ke pasar, yang mungkin menyeret harga WTI lebih rendah.
Selain itu, ekspektasi bahwa Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutu-sekutunya (OPEC+) akan memutuskan untuk meningkatkan output dalam pertemuan minggu ini mungkin berkontribusi pada penurunan WTI. OPEC+ akan membuat keputusan tingkat produksi minyak Juli pada hari Sabtu, lebih awal dari yang direncanakan sebelumnya.
Sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa ini akan melibatkan produksi tambahan 411.000 barel per hari untuk tiga bulan berturut-turut. Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengatakan bahwa OPEC+ belum membahas peningkatan output sebesar 411.000 barel per hari menjelang pertemuannya.
Di sisi lain, meredanya kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan antara AS dan Uni Eropa (UE) dapat memberikan dukungan untuk emas hitam menjelang keputusan OPEC+. Trump mengumumkan perpanjangan tenggat waktu tarif 50% terhadap Uni Eropa (UE) hingga 9 Juli setelah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Komisi, Ursula von der Leyen.
sumber : fxstreet