Harga Minyak Turun di Tengah Kecamuk Perang Israel-Hamas
Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada perdagangan Senin (23/10/2023) setelah Hamas membebaskan sandera Amerika Serikat (AS).
Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka terjun 0,85%% di posisi US$88 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka turun 0,05% ke posisi US$92.11 per barel.
Pada perdagangan Jumat (20/10/2023), harga minyak mentah WTI ditutup melemah 0,69% di posisi US$88,75 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup lemas 0,24% ke posisi US$92,16 per barel.
Harga minyak melemah pada hari Jumat dan berlanjut pada awal perdagangan hari ini setelah kelompok Islam Hamas membebaskan dua sandera AS dari Gaza, sehingga menimbulkan harapan bahwa krisis Israel-Palestina dapat mereda tanpa melanda wilayah Timur Tengah lainnya dan mengganggu pasokan minyak.
Sayap bersenjata Hamas membebaskan dua sandera AS dari Gaza yakni seorang ibu dan putrinya “untuk alasan kemanusiaan” sebagai tanggapan terhadap upaya mediasi Qatar dalam perang dengan Israel, ucap juru bicara Hamas Abu Ubaida pada hari Jumat.
Hal ini membuat ketegangan di pasar mereda dan memberi tanda bahwa krisis mulai menjauh.
Pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada pasukan di perbatasan Gaza bahwa mereka akan segera melihat daerah kantong Palestina “dari dalam,” dan Pentagon mengatakan AS telah mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman menuju Israel.
“Timur Tengah tetap menjadi fokus pasar yang besar karena kekhawatiran akan konflik di kawasan yang kemungkinan akan melibatkan gangguan pasokan minyak,” ucap John Kilduff, mitra Again Capital yang berbasis di New York.
Kemungkinan gangguan pasokan saat ini lebih kecil, tambah Kilduff, namun “pasar tidak bisa mengabaikannya, terutama menjelang akhir pekan ketika segalanya bisa berubah dengan cepat dan tidak akan ada perdagangan.”
Hal lain yang mendorong kenaikan harga minyak yakni perkiraan pengetatan pasar pada kuartal keempat setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan hingga akhir tahun.
Penarikan persediaan yang besar, sebagian besar di AS, mendukung tesis tentang kekurangan pasokan di pasar, menurut analis UBS Giovanni Staunovo.
UBS memperkirakan harga Brent akan diperdagangkan pada kisaran US$90 hingga US$100 per barel pada sesi mendatang, tambah Staunovo.
Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS dan opsi sebanyak 56.850 kontrak menjadi 183.351 dalam pekan hingga 17 Oktober, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).