Harga Minyak Terkoreksi, di Tengah Stimulus Tiongkok dan Risiko Geopolitik

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di kisaran $71,20 pada hari Rabu. Harga WTI terkoreksi di tengah perkembangan positif seputar langkah-langkah stimulus Tiongkok dan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.

Langkah-langkah stimulus tambahan dari Tiongkok telah memberikan dukungan pada harga WTI karena Tiongkok adalah importir minyak mentah terbesar di dunia. People’s Bank of Tiongkok (PBoC) meluncurkan paket langkah-langkah stimulus moneter yang luas untuk menghidupkan kembali perekonomian. “Pengumuman paket stimulus terbesar pemerintah Tiongkok sejak pandemi, dikombinasikan dengan peningkatan ketegangan geopolitik yang tiba-tiba di Timur Tengah… telah memberikan pukulan terhadap sentimen bearish yang mendominasi pasar minyak dalam tiga minggu terakhir,” kata Claudio Galimberti, direktur analisis pasar global di Rystad Energy.

Sementara itu, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah berkontribusi pada kenaikan WTI karena hal ini meningkatkan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan minyak. Israel telah menyerang Hizbullah di Lebanon setiap hari selama seminggu terakhir, mulai dari pembunuhan komandan hingga penghancuran peluncur rudal, demikian menurut Bloomberg.

Persediaan minyak mentah AS turun lebih banyak daripada yang diprakirakan minggu lalu. Menurut American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir pada tanggal 20 September turun 4,339 juta barel, dibandingkan dengan kenaikan 1,960 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan turun hanya sebesar 1.100 juta barel.

Para pedagang minyak akan mengambil lebih banyak isyarat dari laporan stok minyak mentah mingguan EIA, yang akan dirilis pada hari Rabu. Selain itu, Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler dijadwalkan untuk berbicara di hari yang sama.


sumber : fxstreet