Harga Minyak Terdepresiasi, Setelah Tiga Hari Mengalami Kenaikan

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terdepresiasi setelah tiga hari mengalami kenaikan, diperdagangkan di kisaran $61,56 per barel saat berita ini ditulis Pukul 13.10 WIB pada hari Jumat. Namun, harga minyak mentah tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan dan berada di sekitar level tertinggi dua minggu di tengah kekhawatiran pasokan yang meningkat, dipicu oleh sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia.

Amerika Serikat telah memasukkan raksasa minyak milik negara Rosneft dan Lukoil ke dalam daftar hitam dalam upaya untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang di Ukraina. Bersama-sama, kedua perusahaan tersebut menyumbang hampir setengah dari ekspor minyak Rusia dan lebih dari 5% dari produksi minyak global, menjadikannya penting untuk membiayai anggaran Kremlin.

Reuters melaporkan bahwa perusahaan minyak milik negara China telah menghentikan sementara pembelian minyak Rusia melalui laut, sementara penyuling India merencanakan pemotongan impor yang signifikan untuk mematuhi langkah-langkah baru. Sementara itu, Uni Eropa (UE) telah memberlakukan sanksi tambahan yang menargetkan infrastruktur energi Rusia, saat pasukan Ukraina terus menyerang kilang, pipa, dan terminal ekspor. Kyiv mengklaim telah menyerang kilang Rosneft pada hari Kamis.

AS menyatakan siap mengambil langkah tambahan, sementara Presiden Putin menganggap sanksi tersebut sebagai isyarat yang tidak bersahabat, mengklaim bahwa sanksi tersebut akan memiliki dampak kecil pada ekonomi Rusia dan menekankan pentingnya negara tersebut di pasar global. Sementara itu, menteri minyak Kuwait mencatat bahwa Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) siap untuk mengatasi potensi kekurangan pasar dengan membalikkan pemangkasan produksinya.


sumber : fxstreet