Harga Minyak Stabil, Suku Bunga China & Pertemuan OPEC Jadi Fokus
Harga minyak bergerak tipis di perdagangan Asia pada Senin (20/11) sebelum keputusan suku bunga utama di negara importir utama China, sementara pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak yang akan datang menjadi fokus utama.
Harga mengalami penurunan selama empat minggu berturut-turut, tertekan oleh kekhawatiran memburuknya permintaan, dan karena data, terutama dari AS dan OPEC, isyarat bahwa pasokan tidak seketat yang diperkirakan.
Harga minyak Brent turun sedikit menjadi $80,55 per barel, sementara minyak WTI flat di $76,00 per barel pukul 08.05 WIB.
Data yang dirilis minggu lalu menunjukkan peningkatan cadangan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan, sementara produksi juga tetap mendekati rekor tertinggi. Hal ini ditambah dengan tanda-tanda bahwa produsen-produsen OPEC selain Arab Saudi dan Rusia telah meningkatkan produksi minyak dalam beberapa bulan terakhir.
Data ekonomi yang lemah dari beberapa negara besar menambah kekhawatiran bahwa permintaan minyak global akan melambat dalam beberapa bulan mendatang.
Tren ini membuat keputusan suku bunga yang akan datang di China menjadi fokus utama, saat negara importir minyak terbesar di dunia ini sedang berjuang untuk menopang pertumbuhan ekonominya.
People’s Bank of China secara luas diperkirakan akan menahan loan prime rate di rekor terendah pada hari Senin, dan melanjutkan suntikan likuiditas yang bertujuan untuk mendukung perekonomian.
Meskipun impor minyak China tetap stabil selama setahun terakhir, memburuknya kondisi ekonomi di negara ini telah menimbulkan keraguan apakah permintaan minyak akan tetap kuat. China juga telah membangun persediaan minyak yang tinggi, dan baru-baru ini menempatkan pembatasan yang lebih ketat bagi kilang-kilang lokal.
Negara ini juga bergulat dengan perlambatan yang berkepanjangan di pasar propertinya, yang merupakan pendorong utama ekonomi.
Pemangkasan pasokan Arab Saudi dan Rusia jadi fokus utama menjelang pertemuan OPEC
Laporan-laporan media menyebut bahwa Arab Saudi dan Rusia tengah mempertimbangkan pengurangan pasokan lebih banyak setelah turunnya harga minyak baru ini, terutama setelah Brent baru-baru ini merosot kembali di bawah $80 per barel.
Kedua produsen utama ini telah berjanji untuk melanjutkan pengurangan pasokannya hingga akhir tahun, dan sekarang diperkirakan akan mengumumkan lebih banyak pengurangan dalam pertemuan OPEC pada 26 November.
Pemangkasan pasokan dari Arab Saudi dan Rusia telah menjadi titik dukungan utama untuk harga minyak, mendorong Brent ke hampir $100 per barel di awal tahun ini. Namun, penguatan tersebut gagal bertahan, di tengah serangkaian sinyal negatif untuk pasar.