Harga Minyak Sideways, Dekati Level Terendah Mingguan

West Texas Intermediate (WTI), kontrak berjangka di NYMEX, diperdagangkan dengan hati-hati di sekitar $66,85 saat berita ini ditulis Pukul 13.30 WIB pada hari Rabu. Harga Minyak sideways dekat level terendah mingguan karena para investor tetap tidak pasti mengenai permintaan energi di tengah ketegangan perdagangan global yang terus berlanjut.

Pengumuman tarif timbal balik oleh Amerika Serikat (AS) terhadap mitra dagangnya yang utama seperti Uni Eropa (UE), Jepang, Kanada, Meksiko, dan Korea Selatan serta 17 negara lainnya telah memicu ketidakpastian atas harmoni perdagangan global.

Presiden AS Donald Trump telah mengenakan tarif pada 22 negara karena gagal mencapai kesepakatan perdagangan selama jeda tarif timbal balik selama 90 hari. Sementara itu, UE juga telah menyiapkan langkah-langkah balasan yang proporsional jika gagal mencapai kesepakatan dengan AS sebelum tenggat waktu baru 1 Agustus 2025. Pengenaan langkah-langkah balasan oleh UE terhadap impor dari AS dapat meningkatkan ketegangan perdagangan karena Trump telah memperingatkan bahwa ia akan menaikkan tarif tambahan jika ada pembalasan dari ekonomi mana pun.

Sementara itu, tekanan inflasi yang meningkat di AS saat para importir mulai meneruskan dampak tarif kepada konsumen telah menimbulkan keraguan apakah Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan September, sebuah skenario yang tidak menguntungkan bagi harga Minyak.

Pada hari Selasa, laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Juni menunjukkan bahwa harga sejumlah produk yang diimpor oleh AS meningkat tajam, menyebabkan lonjakan tajam dalam inflasi headline menjadi 2,7% secara tahunan, seperti yang diprakirakan.

Para ahli pasar telah memperingatkan bahwa tekanan harga saat ini mencerminkan efek yang jarang terjadi dari tarif sektoral dan dampak dari tarif tambahan yang diumumkan oleh Presiden Trump terhadap negara-negara tersebut belum sepenuhnya terfilter. Hal ini akan memungkinkan pejabat The Fed untuk meminta lebih banyak waktu untuk menilai dampak tarif terhadap inflasi.

sumber : fxstreet