Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Kekhawatiran Melemahnya Permintaan Minyak
West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $70,90 selama awal sesi Eropa pada hari Jumat. Harga WTI naik tipis di tengah kekhawatiran terhadap melemahnya permintaan setelah Tiongkok mengumumkan tarif balasan pada impor minyak mentah AS, sementara persediaan AS naik untuk minggu kedua berturut-turut.
Perang dagang baru AS-Tiongkok dapat membebani harga WTI. Para investor semakin khawatir terhadap melambatnya ekonomi global dan melemahnya permintaan energi di Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia. Pada hari Selasa, kementerian keuangan Tiongkok mengumumkan paket tarif pada berbagai produk AS, termasuk minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa mobil sebagai tanggapan langsung terhadap tarif 10% pada impor Tiongkok yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.
AS melaporkan lonjakan persediaan minyak mentah yang jauh lebih besar dari yang diprakirakan minggu lalu, menandakan permintaan yang lebih lemah. Laporan mingguan US Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir pada tanggal 31 Januari melonjak sebesar 8,664 juta barel, dibandingkan dengan kenaikan 3,463 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa persediaan akan meningkat sebesar 3,2 juta barel.
Di sisi lain, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat memberikan dukungan pada harga WTI. Trump telah mengusulkan untuk mengambil alih kendali Gaza, yang mungkin akan memperburuk ketegangan regional. Dia juga diprakirakan akan memperketat sanksi terhadap Iran, setelah menyatakan keinginannya untuk mengurangi ekspor minyak Tehran menjadi nol.
sumber : fxstreet