Harga Minyak Naik karena Meningkatnya Ketegangan antara Rusia dan Ukraina

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bertahan stabil di atas $67,00 per barel selama sesi awal perdagangan Eropa hari Senin, membalik penurunan yang terjadi baru-baru ini karena meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan gangguan pasokan.

Selama akhir pekan, Rusia melancarkan serangan udara yang paling signifikan terhadap Ukraina dalam hampir tiga bulan terakhir. Moskow juga menempatkan hampir 50.000 tentara di Kursk, sebuah wilayah di selatan Rusia. Selain itu, Korea Utara telah mengirimkan ribuan pasukannya ke Kursk sebagai bagian dari serangan Rusia. Langkah ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan Presiden AS Joe Biden dan para penasihatnya, dengan kekhawatiran bahwa keterlibatan Korea Utara dapat mengantarkan pada fase baru yang berbahaya dalam konflik tersebut, demikian menurut CNN News.

Selain itu, CNN News melaporkan pada hari Ahad, mengutip dua pejabat AS, bahwa Presiden Joe Biden telah mengizinkan Ukraina untuk menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS), senjata jarak jauh Amerika yang kuat, untuk melakukan serangan di dalam wilayah Rusia.

Selain itu, harga minyak mentah menghadapi tekanan karena Ketua The Federal Reserve Jerome Powell meredam ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat, menyoroti ketahanan ekonomi, pasar tenaga kerja yang kuat, dan tekanan inflasi yang sedang berlangsung. Powell mengatakan, “Perekonomian tidak mengirimkan sinyal bahwa kita perlu terburu-buru menurunkan suku bunga.” Biaya pinjaman yang lebih tinggi dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar di dunia.

Sementara itu, kekhawatiran akan melemahnya permintaan di Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia, telah memicu sentimen bearish di pasar minyak mentah. Paket utang 10 triliun Yuan baru-baru ini di Tiongkok, yang tidak memiliki langkah-langkah stimulus ekonomi langsung, semakin meningkatkan kekhawatiran pasar.


sumber : fxstreet